REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Korban tewas akibat gempa yang mengguncang pada Selasa (21/6/2022) di Afghanistan telah meningkat menjadi 1.150 orang.
Setidaknya 1.600 orang terluka dalam gempa berkekuatan 6,1 yang mengguncang timur Afghanistan, terang Abdul Wahid Rayan, pejabat senior Taliban dan direktur jenderal Kantor Berita Bakhtar yang dikelola negara, kepada Anadolu Agency pada Kamis (23/6/2022). Sekitar 1.800 rumah hancur, tambahnya.
Petugas penyelamat terus membersihkan puing-puing untuk menyelamatkan korban terluka dan mengevakuasi jasad. Bantuan kemanusiaan dari Pakistan, Qatar, dan Iran telah tiba di lokasi.
Paktika dan Khost adalah provinsi Afghanistan yang paling terkena dampak di mana beberapa desa hancur total akibat gempa mematikan.
Menurut penduduk setempat, pemakaman massal diadakan pada hari Rabu.
"Rumah-rumah kami runtuh dan kami terpaksa hidup di bawah langit terbuka," kata Jamatullah, seorang penduduk lokal di Paktika, berbicara kepada Anadolu Agency melalui telepon.
Yang terluka telah dipindahkan ke rumah sakit, dengan beberapa orang dalam kondisi kritis
"Kami membutuhkan makanan dan tempat tinggal," kata Khalid Zadran, juru bicara polisi Kabul, dalam sebuah tweet.
Pada hari Rabu, pemerintah sementara Taliban di Afghanistan mengumumkan paket bantuan 1 miliar Afghani (lebih dari 11 juta dolar AS) untuk para korban. Namun, negara itu kekurangan uang setelah keluarnya pasukan asing Agustus lalu dan jatuhnya pemerintahan Kabul yang didukung AS.