REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umun PSSI Mochamad Iriawan tidak mau mencampurkan urusan politik dengan sepak bola dalam gelaran Piala Dunia U-20 2023 mendatang. FIFA secara resmi telah mengumumkan jadwal kick off Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia mulai 30 Mei - 11 Juni 2023.
Sejauh ini, baru empat negara yang telah memastikan tempat di putaran final, yakni Italia, Inggris, Prancis dan Indonesia sebagai tuan rumah. Di sisi lain, Israel yang kini menjadi runner-up Grup B Piala Eropa U-19 2022 berpotensi lolos ke putaran final jika mampu mempertahankan posisinya.
Mengenai kemungkinan tersebut, Iriawan menegaskan semua negara bisa datang ke Indonesia untuk main di Piala Dunia U-20 2023, selama mereka lolos sesuai aturan yang ada ke putaran final, itu berlaku untuk semua negara termasuk Israel. Ia mengungkapkan hal ini sudah diantisipasi jauh-jauh hari.
"Soal Israel, saya rasa sudah ada tanda tangan agreement dengan pemerintah tahun lalu, siapapun yang ikut bisa datang," kata Iriawan di Jakarta, Jumat (24/6/2022). "Ini sepakbola, jadi nggak ada masalah. Israel tetap akan kami akomodir. Itu terakhir kami rapat dengan pemerintah pada tahun lalu berkaitan Israel," ujarnya.
Senada dengan itu, Menpora Zainudin Amali mengatakan pemerintah tidak mempermasalahkan keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 2023. Menurut Zainudin olahraga sebaiknya tidak dikaitkan dengan urusan politik dan sebagai tuan rumah, Indonesia harus memberikan jaminan keamanan kepada semua peserta.
"Olahraga tidak ada urusan dengan politik. Itu FIFA sudah menyampaikan siapa yang lolos harus bisa main," kata Amali kepada awak media, Kamis (23/6/2022). "Pihak keamanan kita sudah bisa mengamankan, enggak ada hal yang perlu dikhawatirkan," tambahnya.
Amali mengungkapkan, hak ini sudah pernah dibahas pada 2019 ketika seharusnya Piala Dunia U-20 berlangsung pada 2021. Namun, ajang tersebut ditunda ke 2023 karena Covid-19. Bagaimana pun, pemerintah tetap berpegang kepada keputusan yang sama, negara mana pun yang lolos ke putaran final Piala Dunia U-20 2023 dipastikan bisa bertanding, termasuk Timnas Israel.
"Ya dia tetap bisa datang bermain dan itu sudah kami bahas dari 2019, semua negara yang lolos menjadi peserta kami akan persilakan bermain," kata dia.