Ahad 26 Jun 2022 13:35 WIB

Bintang di Langit Ternyata tidak Berkelap-kelip, Hanya 'Tipu-Tipu' Atmosfer

Bintang berkelip ternyata hanya efek dari atmosfer.

Rep: MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Langit malam berbintang/ilustrasi
Foto: Pixabay
Langit malam berbintang/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada malam yang cerah di tempat yang gelap, bintang-bintang tampak berkelap-kelip. Salah satu lagu anak-anak paling terkenal sepanjang masa didasarkan pada ide ini karena diterima secara luas.

Ternyata, ungkapan 'kelap-kelip bintang di langit' itu sedikit keliru. Sebenarnya, bintang tidak berkelap-kelip

Baca Juga

Dilansir dari Live Science, bintang tidak berkelap-kelip. Kelap kelip itu sebenarnya adalah fungsi dari bagaimana kita memandang sesuatu dari Bumi. Bintang tampak bagi kita sebagai titik cahaya kecil di langit malam karena jaraknya sangat jauh.

Pada malam yang cerah, cahaya bintang harus melakukan perjalanan jauh untuk mencapai mata manusia, menurut Ryan French, seorang ahli fisika surya di University College London di Inggris. 

Bintang terdekat dengan Bumi adalah Proxima Centauri, yang berjarak lebih dari 4 tahun cahaya dari Bumi. Cahaya dari bintang-bintang yang jauh ini dipantulkan oleh atmosfer Bumi saat berjalan ke mata kita, yang merupakan penyebab utama penampilan berkilauan.

"Saat titik cahaya ini mencapai atmosfer, ia melewati lapisan udara yang bergetar sebelum mencapai mata kita, menyebabkannya berkelap-kelip," kata French. 

Oleh karena itu, atmosfer Bumilah yang menyebabkan bintang-bintang tampak berkelap-kelip. Bintang tidak berkedip sama sekali di luar angkasa, jauh di atas atmosfer.  

Mengapa bintang tertentu lebih berkelap-kelip daripada yang lain

Seberapa banyak bintang tampak berkelap-kelip tergantung pada berbagai keadaan. Lokasi bintang di bidang penglihatan kita adalah salah satu variabel.

Menurut French, bintang-bintang di dekat cakrawala tampak lebih berkelap-kelip karena cahayanya harus melewati lebih banyak atmosfer untuk mencapai pandangan kita. Hal ini menyebabkan bintang-bintang tampak lebih berkelap-kelip.

Faktor lainnya adalah cuaca. Menurut French, malam yang lembab juga akan menyebabkan udara menjadi lebih tebal, yang akan membuat bintang tampak lebih berkelap-kelip.

Para astronom menggunakan pertimbangan ini untuk membantu mereka memutuskan dimana menempatkan teleskop terbesar dan terhebat di bumi. Untuk meminimalkan jumlah udara antara bintang dan teleskop, French menjelaskan bahwa observatorium terletak di daerah yang tinggi dan kering.

Gurun Atacama yang gersang di Chili, dataran tinggi vulkanik Hawaii, dan Kepulauan Canary Spanyol adalah beberapa lokasi yang ideal. 

Area-area ini berfungsi sebagai ilustrasi tempat-tempat dengan "penglihatan" yang bagus, seperti yang sering dikatakan para astronom. Penglihatan yang baik diciptakan oleh udara yang kering, tenang, dan tipis, sedangkan udara tebal yang menyebabkan banyak goyangan atau kedipan adalah penglihatan yang buruk.

Anda juga dapat memperhatikan bahwa beberapa bintang tampak berganti-ganti antara warna yang berbeda saat mereka berkelap-kelip saat menatap langit malam. Contoh utama adalah Sirius, yang merupakan bintang paling terang yang terlihat dari Bumi.

Cahaya bintang dapat berubah rona sebagai akibat dari sedikit efek refraksi (dibengkokkan) atmosfer. 

Beberapa "bintang" yang tidak berkelap-kelip sama sekali mungkin juga terlihat. Itu karena sebenarnya objek itu adalah planet. 

Objek-objek langit itu tampak berkelap-kelip karena efek atmosfer. Cahaya yang Anda lihat telah didorong oleh atmosfer saat mendekati mata, jadi bahkan jika menatap planet atau bulan melalui teleskop, mereka akan tetap tampak berkilauan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement