Ahad 26 Jun 2022 10:33 WIB

Menteri PUPR: IPAL Krukut Berikan Nilai Tambah untuk Jakarta

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebut IPAL Krukut berikan nilai tambah untuk Jakarta.

Red: Bilal Ramadhan
Petugas Bidang Air Beku, Air Bersih, dan Air Limbah Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta memeriksa instalasi pengolahan air limbah. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebut IPAL Krukut berikan nilai tambah untuk Jakarta.
Foto: ANTARA/M Risyal Hidayat
Petugas Bidang Air Beku, Air Bersih, dan Air Limbah Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta memeriksa instalasi pengolahan air limbah. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebut IPAL Krukut berikan nilai tambah untuk Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berharap Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Krukut, Jakarta, dapat mencegah pencemaran badan air akibat air limbah domestik, serta memberikan nilai tambah berupa air bersih untuk penyiraman taman-taman dan ruang publik kota.

"Air limbah baik black water maupun grey water, yang dihasilkan dari aktivitas domestik perlu diolah terlebih dahulu di IPAL sebelum air efluen dari IPAL tersebut dialirkan ke badan air penerima," kata Basuki dalam keterangannya terkait kunjungan lapangan ke IPAL Krukut, Setiabudi, di Jakarta, Sabtu (25/6/2022).

Baca Juga

Adapun IPAL Krukut dibangun dan dikelola oleh Perumda Paljaya. IPAL Krukut mencakup skala perkotaan yang melayani zona 0 DKI Jakarta, meliputi kawasan Rasuna Said, Mega Kuningan, Jalan Jenderal Sudirman, SCBD, Senayan, Gatot Subroto, Manggarai, Guntur, dan Setiabudi.

Bersama IPAL Setiabudi yang dibangun oleh Kementerian PUPR, kedua IPAL ini melayani kawasan perkantoran Sudirman-Kuningan atau ekivalen sekitar 2.7 juta jiwa. IPAL Krukut berkapasitas 8.600 meter kubik/hari dan mulai beroperasi pada Agustus 2021.

Teknologinya menggunakan Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR), yaitu air limbah diolah dengan menggunakan sistem aerasi dan media yang nantinya air hasil olahannya sudah aman untuk dikembalikan ke lingkungan sesuai dengan Peraturan Menteri LHK Nomor 68 Tahun 2016.

Teknologi ini sama seperti IPAL Setiabudi. Nilai Biochemical Oxygen Demand (BOD) diturunkan dari 150-200 mg/liter menjadi dibawah 30 mg/liter, sehingga memenuhi baku mutu dan aman bagi lingkungan.

Dari total hasil olahan IPAL Krukut, 30 persen volume airnya diolah kembali untuk dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan air non-konsumsi seperti campuran semen untuk konstruksi, penyiraman tanaman dan flushing.

Pengelolaan IPAL secara biologis seperti MBBR ini pasti menghasilkan lumpur. Lumpur yang dihasilkan IPAL Krukut ini akan diolah lebih lanjut di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Pulo Gebang.

IPAL Krukut dibangun di atas lahan Stasiun Pompa Setiabudi seluas 1.200 meter persegi. Semula lahan ini hanya berfungsi untuk memompa aliran air limbah dari perkantoran dan permukiman di zona 0.

Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja menambahkan bahwa teknologi MBBR untuk pengolahan limbah domestik yang digunakan di IPAL Krukut akan menjadi salah satu referensi bagi Kementerian PUPR dalam penentuan jenis teknologi pengolahan air limbah di Kawasan IKN Nusantara.

Selain mengurangi pencemaran, air yang sudah diolah dengan menurunkan nilai BOD, Nitrogen dan Phospor dapguat ditampung dalam embung-embung untuk menunjang lanskap Kawasan IKN Nusantara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement