REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Televisi pemerintah Iran melaporkan pada Ahad (26/6/2022), pemerintah telah meluncurkan roket berbahan bakar padat ke luar angkasa. Padahal Iran dan Uni Eropa telah sepakat untuk melanjutkan pembicaraan nuklir yang sempat terhambat.
Laporan itu muncul setelah foto-foto satelit menunjukkan persiapan di Pelabuhan Luar Angkasa Imam Khomeini di provinsi Semnan pedesaan Iran. Wilayah ini menjadi titik untuk menempatkan satelit ke orbit, meski sering kali berujung kegagalan.
Media yang dikelola pemerintah menayangkan rekaman dramatis dari ledakan itu. Iran sebelumnya telah mengakui bahwa mereka merencanakan lebih banyak tes untuk roket pembawa satelit, yang pertama kali diluncurkan pada Februari tahun lalu.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Iran Ahmad Hosseini mengatakan, roket sepanjang 25,5 meter bernama Zuljanah ini mampu membawa satelit seberat 220 kilogram. Satelit ini akan mengumpulkan data di orbit rendah bumi dan mempromosikan industri luar angkasa Iran. Zuljanah dinamai untuk kuda Imam Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.
Peluncuran itu dilakukan hanya sehari setelah Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell melakukan perjalanan ke Teheran. Kunjungan ini dalam upaya untuk menghidupkan kembali negosiasi atas program nuklir Iran yang telah menemui jalan buntu selama berbulan-bulan.
Borrell mengatakan pada Sabtu (25/6/2022), bahwa pembicaraan mengenai kesepakatan Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) akan dilanjutkan di negara Teluk Persia yang tidak disebutkan namanya dalam beberapa hari mendatang. Media Iran melaporkan bahwa Qatar kemungkinan akan menjadi tuan rumah negosiasi.
Peluncuran roket Teheran telah menimbulkan kekhawatiran di Washington dengan terhambatnya kesepakatan nuklir. AS memperingatkan peluncuran itu menentang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang menyerukan Iran untuk menghindari aktivitas apa pun yang terkait dengan rudal balistik yang mampu mengirimkan senjata nuklir.
Gedung Putih mengatakan, mengetahui pengumuman Iran atas peluncuran satelit terbaru itu. Washington mengkritik langkah itu sebagai tidak membantu dan tidak stabil. Pihaknya berkomitmen untuk menggunakan sanksi dan langkah-langkah lain untuk mencegah kemajuan lebih lanjut dalam program rudal balistik Iran.