Senin 27 Jun 2022 07:09 WIB

Erdogan Bertemu Pemimpin Swedia dan Finlandia Sebelum KTT NATO

Finlandia dan Swedia mengajukan keanggotaan NATO sebagai tanggapan atas invasi Rusia.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Friska Yolandha
 Bendera negara-negara anggota NATO berkibar tertiup angin di luar markas NATO. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan menghadiri pembicaraan dengan para pemimpin Swedia dan Finlandia, serta perwakilan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa (28/6/2022).
Foto: AP/Olivier Matthys
Bendera negara-negara anggota NATO berkibar tertiup angin di luar markas NATO. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan menghadiri pembicaraan dengan para pemimpin Swedia dan Finlandia, serta perwakilan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa (28/6/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan akan menghadiri pembicaraan dengan para pemimpin Swedia dan Finlandia, serta perwakilan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Selasa (28/6/2022). Juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalin mengatakan pada Ahad (26/6/2022), pertemuan akan terjadi menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO di Madrid.

Kalin mengatakan kepada penyiar Haberturk, Erdogan menghadiri pembicaraan dengan Swedia, Finlandia, dan NATO pada Selasa. "Tidak berarti kami akan mengambil langkah mundur dari posisi kami," ujarnya.

Baca Juga

Menurut Kalin, dia dan Wakil Menteri Luar Negeri Sedat Onal juga akan menghadiri pertemuan lain untuk melakukan pembicaraan dengan delegasi Swedia dan Finlandia di Brussels pada Senin (26/6/2022). "Akan ada pertemuan puncak empat arah di tingkat pemimpin dengan kehadiran presiden kami di Madrid atas permintaan Sekjen NATO," katanya.

Finlandia dan Swedia mengajukan keanggotaan NATO sebagai tanggapan atas invasi Rusia ke Ukraina. Namun tawaran tersebut menghadapi tentangan dari Turki karena memberikan dukungan kepada kelompok Kurdistan dan menerapkan embargo senjata ke Turki.

Kalin mengatakan, Turki dan negara-negara Nordik sebagian besar telah menyepakati masalah dan akan berada dalam posisi yang lebih baik di Madrid. Posisi tersebut bisa tercipta jika mereka dapat menyetujuinya selama pembicaraan pada Senin.

"Kami telah membawa negosiasi ke titik tertentu. Tidak mungkin bagi kami untuk mengambil langkah mundur di sini," kata Kalin merujuk pula pada pembicaraan Senin.

Awal bulan ini, Turki mengatakan bahwa dokumen yang diterimanya dari Swedia dan NATO sebagai tanggapan atas tuntutan tertulis sebelumnya yang diajukan kepada kedua kandidat jauh dari memenuhi harapan. Ankara menegaskan, Setiap negosiasi harus terlebih dahulu mengatasi masalah negara tersebut. Sedangkan Kalin sebelumnya mengatakan, KTT Madrid bukanlah tenggat waktu.

Para pemimpin NATO akan bersidang di Madrid pada 29-30 Juni. Setiap keanggotaan NATO memerlukan persetujuan dari 30 anggota aliansi. Turki telah menjadi sekutu NATO selama lebih dari 70 tahun dan memiliki tentara terbesar kedua aliansi itu. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement