Rabu 29 Jun 2022 20:23 WIB

Kisah Pencuri Masuki Rumah Malik bin Dinar

Malik bin Dinar adalah murid Imam Anas bin Malik.

Red: Agung Sasongko
Ilustrasi kisah
Foto:

Tanpa sengaja, maling tersebut berpapasan dengan Malik bin Dinar yang hendak mengambil mushaf Alquran di kamar utama. Sekilas, pemuda bertopeng itu nyaris menodongkan senjatanya ke sang tuan rumah.

Namun, setelah melihat sikap Malik yang biasa-biasa saja--tidak menjerit atau bahkan mengusir dirinya--pencuri tersebut menyarungkan belatinya. Untuk sesaat, kedua kaki dan tangannya seperti membeku. Dirinya menunggu apa yang akan dilakukan sang pemilik rumah terhadapnya.

"Assalamualaikum, wahai saudaraku. Engkau telah masuk ke dalam rumahku, tetapi sepertinya engkau tidak mendapatkan apa-apa yang bisa diambil,"ujar Malik memecah kesunyian.

Sambil menyerahkan sajadah, alim tersebut berkata lagi, Kemarilah, aku tidak akan membiarkanmu keluar dari rumahku tanpa mengambil manfaat.

Setelah meletakkan sajadah di kamar tempatnya biasa shalat, Malik berjalan ke arah sumur. Dengan ember, ia menampung air dan membawanya ke hadapan lelaki itu.

Dengan isyarat, ia persilakan sang tamu untuk berwudhu.

"Setelah itu, silakan engkau shalat dua rakaat. Sungguh, waktu sepertiga malam adalah sangat baik, ucap Malik.

"Baiklah, terima kasih,"kata si pencuri.

Pria muda itu lalu membuka penutup mulut dan kepalanya. Ia pun bersiap untuk wudhu. Tidak lama kemudian, ia mendirikan shalat tahajud di atas sajadah yang tadi diberi Malik bin Dinar.

Usai shalat, ia kembali kepada alim tersebut. Wahai Tuan, katanya, apakah boleh bila menambah dua rakaat lagi?

"Silakan. Tambahlah sesuai dengan kemampuanmu,"jawab ulama ini.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement