Kamis 30 Jun 2022 03:15 WIB

Taliban tak Libatkan Perempuan dalam Pertemuan Nasional

Pertemuan nasional Taliban tidak akan dihadiri oleh peserta perempuan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Para ulama dan tetua suku Taliban Afghanistan akan melakukan pertemuan untuk membahas masalah persatuan nasional tanpa melibatkan perempuan
Foto: EPA-EFE/STRINGER
Para ulama dan tetua suku Taliban Afghanistan akan melakukan pertemuan untuk membahas masalah persatuan nasional tanpa melibatkan perempuan

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Para ulama dan tetua suku Taliban Afghanistan akan melakukan pertemuan untuk membahas masalah persatuan nasional. Wakil Perdana Menteri di bawah kepemimpinan Taliban, Abdul Salam Hanafi mengatakan kepada penyiar RTA bahwa, pertemuan itu tidak akan dihadiri oleh peserta perempuan.

Ketika ditanya apakah perempuan akan hadir, Hanafi mengatakan delegasi laki-laki akan mewakili perempuan. “Perempuan adalah ibu kita, saudara kita, kita sangat menghormati mereka, ketika anak laki-laki mereka ada dalam pertemuan itu berarti mereka juga terlibat,” ujarnya.  

Kelompok masyarakat sipil mengatakan, pertemuan itu tidak akan memiliki legitimasi jika perempuan tidak dilibatkan. Hanafi mengatakan, pertemuan besar ini adalah yang pertama sejak Taliban mengambil alih Agustus lalu. Pertemuan akan dimulai pada Kamis (30/6/2022).

"Orang-orang yang berbeda dengan pandangan yang berbeda akan berkumpul. Ini akan menjadi langkah positif bagi stabilitas di Afghanistan dan memperkuat persatuan nasional," kata Hanafi.

Hanafi menambahkan, para pemimpin agama telah meminta agar pertemuan itu membahas sistem pemerintahan Islam, ekonomi, dan masalah sosial.

Afghanistan berada dalam krisis ekonomi yang mendalam karena cadangan bank sentral senilai miliaran dolar telah dibekukan. Selain itu, sanksi internasional diberlakukan pada sektor perbankan, sehingga menghambat perekonomian.

 

Pertemuan itu tampak mirip dengan 'loya jirga', sebuah bentuk pengambilan keputusan tradisional di Afghanistan yang digunakan beberapa pemimpin, termasuk mantan Presiden Ashraf Ghani. Pada 2020, Ghani mengadakan loya jirga sebelum memutuskan untuk membebaskan ratusan tahanan Taliban untuk memajukan pembicaraan damai.

Tidak diketahui apa yang akan dibahas pada pertemuan Taliban tersebut. Sebanyak 3.000 laki-laki akan menghadiri pertemuan itu.

Pemerintah internasional, khususnya Washington, telah mengatakan bahwa Taliban perlu mengubah arahnya terhadap hak-hak perempuan. Pada Maret Taliban membatalkan keputusannya untuk membuka sekolah menengah perempuan. Taliban juga mengharuskan perempuan untuk menutupi wajah mereka dengan cadar, serta mengharuskan perempuan didampingi kerabat laki-laki jika bepergjan.

Gedung Putih sedang mencoba mencari solusi untuk sektor perbankan yang menguntungkan rakyat Afghanistan, dan tidak melibatkan Taliban. Penjabat Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi terbang ke Doha pada Rabu (29/6) untuk melakukan pembicaraan dengan perwakilan AS di sektor perbankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement