REPUBLIKA.CO.ID, MADRID -- Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyatakan, Rusia sebagai ancaman paling signifikan dan langsung bagi perdamaian dan keamanan anggotanya, Rabu (29/6/2022). Mereka berjanji untuk memperkuat dukungan untuk Ukraina dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) NATO di Madrid.
Dalam KTT itu, para pemimpin NATO menerbitkan Konsep Strategis baru NATO, serangkaian prioritas dan tujuan satu dekade sekali. Dokumen terakhir seperti itu pada 2010, menyebut Rusia sebagai mitra strategis. Pada saat itu, gagasan Rusia melancarkan perang darat di perbatasan NATO akan terdengar tidak masuk akal. Sekarang, NATO menuduh Rusia menggunakan pemaksaan, subversi, agresi, dan pencaplokan untuk memperluas jangkauannya.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, perang telah membawa perombakan terbesar pertahanan kolektif sejak berakhirnya Perang Dingin. Perang Rusia di Ukraina dinilai telah menciptakan krisis keamanan terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Sedangkan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji akan mengirimkan pesan yang jelasm, bahwa NATO kuat dan bersatu. "Kami sedang meningkatkan. Kami membuktikan bahwa NATO lebih dibutuhkan sekarang daripada sebelumnya,” kata Biden.
Biden yang negaranya menyediakan sebagian besar kekuatan militer NATO mengumumkan, peningkatan besar dan kuat dalam kehadiran militer Amerika di Eropa. Peningkatan ini termasuk pangkalan permanen AS di Polandia, dua lagi kapal perusak Angkatan Laut yang berbasis di Rota, Spanyol, dan dua skuadron F35 lagi ke Inggris.
Tapi, ketegangan di antara sekutu NATO juga muncul karena biaya energi dan barang-barang penting lainnya telah meroket, sebagian karena perang dan sanksi Barat yang keras terhadap Rusia. Uang tetap menjadi masalah sensitif. Hanya sembilan dari 30 anggota NATO yang saat ini memenuhi target organisasi untuk membelanjakan dua persen dari produk domestik bruto untuk pertahanan.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang negaranya mencapai target mendesak sekutu NATO untuk mencapai target itu. Dia meminta negara anggota NATO lainnya untuk menggali lebih dalam memulihkan pencegahan dan memastikan pertahanan dalam dekade mendatang.