Kamis 30 Jun 2022 12:05 WIB

IDAI: Waspadai Sindrom Peradangan Multisistem Setelah Anak Negatif Covid-19

Sindrom peradangan multisistem bisa terjadi 2-6 pekan setelah anak kena Covid-19.

Lesi ungu sangat mirip dengan cacar air, campak, atau chilblains tampak pada pasien Covid-19. Sindrom peradangan multisistem dapat mengusik anak setelah ia sembuh dari Covid-19.
Foto: Newsflash / Consejo Jenderal De Colegios Ofic
Lesi ungu sangat mirip dengan cacar air, campak, atau chilblains tampak pada pasien Covid-19. Sindrom peradangan multisistem dapat mengusik anak setelah ia sembuh dari Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira menyerukan para orang tua untuk mewaspadai multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) pada anak usai terpapar Covid-19. Sindrom peradangan multisistem pada anak bisa terjadi setelah anak sembuh dari Covid-19.

"Pada saat fase akut memang 70 persen anak-anak itu mungkin gejalanya ringan, bahkan sebagian tanpa gejala, tapi kita tetap harus waspada sesudah itu, kalau misalnya timbul gejala-gejala peradangan maka harus segera diperiksakan ke dokter," ujar dr Yogi dalam webinar Liburan Sehat, Anak Aman Covid-19 di Jakarta, Rabu (29/6/2022).

Baca Juga

Dr Yogi mengatakan, banyak yang berasumsi bahwa anak yang terinfeksi Covid-19 hanya tampak pada fase akut atau fase terinfeksi saja. Padahal, para dokter banyak menemukan adanya kondisi MISC) pada anak usai terpapar Covid-19.

Dr Yogi mengatakan kondisi MIS-C umumnya terjadi pada fase lanjut meski hasil PCR sudah negatif. Kondisi itu muncul dua hingga enam pekan setelah terpapar Covid-19.

MIS-C merupakan kondisi medis ketika bagian organ-organ tubuh pada anak mengalami peradangan atau inflamasi, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau organ pencernaan. "Itu adalah sesuatu sindrom, peradangan hebat yang terjadi pada berbagai sistem organ, justru itu terjadi pasca Covid-19," tutur dr Yogi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement