Kamis 30 Jun 2022 16:32 WIB

UMM Bekali Dua Jurus Kesuksesan Bagi Wisudawan

Ilmu, prestasi, pengalaman yang sudah didapat dari UMM bisa diterapkan di dunia kerja

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Wisuda ke-104 Periode II Tahun 2022 di Malang, beberapa waktu lalu.
Foto: Humas UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan Wisuda ke-104 Periode II Tahun 2022 di Malang, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membekali para wisudawan dengan dua jurus agar bisa mencapai kesuksesan. Hal itu disampaikan oleh Rektor UMM Fauzan dalam prosesi wisuda pada Selasa (28/6/2022) lalu. 

Adapun dua jurus itu adalah kompetensi keilmuan dan kompetensi kepemimpinan. Kedua hal ini diklaim selalu disalurkan melalui beragam kegiatan.

Baca Juga

Menurut Fauzan, mahasiswa selalu dibekali dengan ilmu dan teknologi agar bisa menjadi orang bermanfaat. Kemudian UMM bertekad meningkatkan kompetensi kepemimpinan kepada para generasi muda dengan berbagai kegiatan yang ada. "Sekarang, saudara bisa menggunakan dua jurus itu agar bisa menjadi manusia yang diperhitungkan,” katanya.

Fauzan berharap segala ilmu, prestasi, dan pengalaman yang sudah didapat dari UMM bisa diejawantahkan di dunia nyata. Sebab, masyarakat sudah menunggu sumbangsih dan kontribusi dari para sarjana baru. Hal ini terutama dalam menyelesaikan permasalahan yang ada di masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, hadir pula alumnus UMM yang kini menjadi Senior Talent Acquisition Head Manager for DP Program PT Berau Coal Energy (Sinar Mas Group), Aprianto Prabudi. Menurutnya, para wisudawan merupakan petarung karena sudah melalui beragam tantangan saat berkuliah. Kini, waktunya untuk naik level dan menjadi petarung dalam persaingan kerja.

Ada tiga faktor untuk menjadi petarung hebat di dunia kerja, yaitu pola pikir, sikap dan kompetensi. Untuk bisa masuk ke dunia profesional, diperlukan pola pikir yang profesional pula. Begitupun dengan sikap yang mana harus dimiliki oleh para wisudawan agar bisa bertahan di lingkungan kerja masing-masing. Kemudian dilengkapi dengan kompetensi mumpuni agar mampu memberikan yang terbaik serta inovasi terbaru.

Aprianto menilai pola pikir akan terefleksikan dalam perilaku. Ia mencontohkan pada proses wawancara kerja dan berada di fase penentuan gaji. Cara menjawab para lulusan baru akan mewakili pola pikir yang dimiliki. Biasanya, mereka akan menjawab sesuai kebutuhan padahal gaji di dunia kerja dilihat dari harga pasar.

Hal serupa juga terjadi pada faktor kedua dan ketiga. "Terkait kompetensi, ada empat hal yang harus saudara-saudara kuasai, mulai dari kompetensi teknis, administrasi atau IT, komunikasi dan yang terakhir yakni kompetensi kolaborasi,” ucapnya dalam siaran pers Rabu (29/6/2022).

Ia juga sempat menjelaskan pentingnya kolaborasi dan kerja di era digitalisasi saat ini. Ia berharap para sarjana baru ini bisa terus melatih dan mengasah tiga faktor utama tadi. Dengan begitu, keahlian mereka bisa tumbuh dan akhrinya bisa menjadi petarung yang hebat di dunia kerja.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Profesor Muhadjir Effendy mengingatkan jika tantangan nyata ketika lulus akan semakin banyak. Maka itu, para wisudawan tidak boleh hanya diam dan puas dengan bekal yang ada. Mereka harus berubah sesuai kebutuhan zaman sehingga bisa bertahan.

Berdasarkan data 2020 hingga 2021, ada sejumlah 146 juta angkatan kerja. Tujuh juta di antaranya belum bekerja, sehingga persaingan untuk mendapatkan posiis strategis akan semakin sulit. 

"Namun, karena anda lahir dari rahim UMM maka saudara harus bisa berada di depan untuk bisa mnejadi yang terdepan. Tidak hanya untuk bekerja, tapi juga bisa menjadi wirausahawan dan entrepreneur. Bukan hanya mencari, tapi membuat lapangan pekerjaan baru untuk masyarakat luas. Apalagi saudara sudah memiliki bekal untuk bermain data. Saya doakan suadara bisa menjadi orang yang sukses dan tidak melupakan almamater,” katanya.

 

 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement