Sabtu 02 Jul 2022 03:18 WIB

Membedah Brand dan Branding Kampus Muhammadiyah, Dimana Peran Humas ?

Peran humas masih lemah dalam membangun brand kampus Muhammadiyah di Indonesia

Red: Hiru Muhammad
Para pengelola komunikasi dan kehumasan di Perguruan Tinggi Muhammadiyyah -
Foto: istimewa
Para pengelola komunikasi dan kehumasan di Perguruan Tinggi Muhammadiyyah -

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Para pengelola komunikasi dan kehumasan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah - 'Aisyiyah (PTMA) berkumpul untuk membedah Brand Kampus Muhammadiyah di Workshop  Pengembangan humas Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Yogyakarta (30/6 - 3 Juli 2022).  Acara yang digelar   Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diklitbang) PP Muhammadiyah ini dilatarbelakangi antara lain lemahnya peran  strategis humas dalam membangun brand  kampus Muhammadiyah di seluruh Indonesia. 

Sebanyak 54 peserta  workshop pengembangan humas PTMA yang berasal dari kampus Muhammadiyah dari Aceh hingga Sorong, membagi situasi yang terjadi di tiap kampus dan membedah permasalahan tentang brand dan branding kampus Muhammadiyah.   Kampus PTMA yang saat ini berjumlah 172, harus dibangun brand-nya agar kuat, dengan karakter, dan keunikan yang berbeda-beda. 

Baca Juga

"Seluruh kampus PTMA memiliki nama sama, namun apa yang membedakannya antara satu kampus dengan kampus lainnya? Apa diferensiasinya? Apa ciri khas kampus kita dibanding kampus lain? Atau malah jangan-jangan orang bingung, bedanya apa dengan PTMA lain", jelas Chairul Fajri, salah satu fasilitator dari Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi (APIK) PTMA.  

Menurut Fajri, Pada kondisi dimana  saat ini persaingan kampus swasta sangat ketat, dimana masing-masing kampus memliki tujuan untuk mendapatkan mahasiswa baru, kampus PTMA memiliki kondisi yang juga tidak ringan dalam meraih calon mahasiswa baru.  Namun, PTMA sendiri masih memiliki masalah terkait branding.  Nama dan logo kampus bahkan hampir sama.  Melalui workshop pengembangan humas PTMA, unsur-unsur branding yang berupa nama, logo, dan tampilan visual, harus ditampilkan selaras dengan value dari kampus tersebut.  

"Humas harus memperhatikan hal-hal kecil tapi memiliki news value, dan secara kreatif harus bisa disampaikan dengan seluas-luasnya.  Selain untuk mensupport promosi PTM, tapi ada added value yaitu membangun kepercayaan publik kampus PTMA," kata Fajri. 

Bagi Universitas Muhammadiyah Jakarta  yang ikut bergabung dalam workshop selama tiga hari ini, permasalahan  terkait brand dan branding merupakan tantangan tersendiri untuk menggali fungsi manajemen strategis bagi humas untuk mewujudukan PTMA yang dapat dipercaya publk sekaligus menunjukkan positioning kampus PTMA tertua yang berdiri sejak tahun 1955, yang memiliki nilai untuk dibrandingkan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement