REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Seribu mengajak warga di 11 pulau berpenduduk wilayah setempat untuk menyediakan kuburan darah saat Idul Adha 1443 Hijriah. Kuburan darah ada di 14 lokasi potong hewan qurban.
"Darah hewan qurban yang sudah disembelih harus dikubur agar tidak mencemari air dan mengotori lingkungan setempat," kata Wakil Bupati Kepulauan Seribu Muhammad Fadjar Churniawan.
Hal itu ia ungkapkan saat menghadiri pemeriksaan kesehatan dan pelepasan 35 hewan qurban dari Dermaga Kaliadem, Pelabuhan Muara Angke di Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (7/7/2022). Selain tersedianya kuburan darah, Fadjar juga memperhatikan kesehatan bagian jeroan dan alat vital hewan ternak.
Bagian tersebut hendaknya sudah diperiksa kesehatannya lebih dulu oleh petugas kedokteran hewan serta seksi peternakan dan kesehatan hewan Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Kepulauan Seribu sebelum dibagikan kepada masyarakat. "Karena ini untuk kebersihan dan untuk syarat kesehatan," kata Fadjar.
Dia juga mendukung penggunaan wadah daging ramah lingkungan yang terbuat dari anyaman bambu atau disebut bongsang saat Idul Adha nanti. "Kalau perlu dilapisi dengan daun jati juga agar lebih higienis," kata dia.
Menurutnya penggunaan bongsang lebih baik daripada menggunakan kantong plastik. "Kalau memakai kantong plastik selain tidak ramah lingkungan, juga pasti terkontaminasi dagingnya," ujar Fadjar.
Terkait syarat dan kepatuhan protokol kesehatan dalam penyembelihan, Fadjar percaya kepada Sudin KPKP Kepulauan Seribu akan serius memperhatikan soal itu. Kepala Suku Dinas KPKP Kepulauan Seribu Devi Lidia pada kesempatan yang sama mengatakan pihaknya menurunkan sedikitnya 27 orang petugas pengawasan di setiap lokasi pemotongan hewan kurban untuk melakukan pendampingan.
"Kami bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI). Kami memiliki tujuh dokter hewan. Di samping itu juga petugas dari Dinas dan Sudin KPKP itu sampai 20 orang. Jadi, 27 orang ya nanti ada di 11 pulau," kata Devi.
Terkait disinfektan setelah selesai penyembelihan, Devi memandang itu pun diperlukan agar dapat menghindari penyakit-penyakit yang ada. Sebelumnya, Devi menyebutkan hasil pengecekan oleh dua orang petugas yakni satu dokter hewan dan satu Kepala Seksi Peternakan dan Kesehatan Hewan terhadap 35 hewan qurban untuk warga di 11 pulau. Hasil pengecekan menunjukkan kondisi hewan-hewan tersebut layak dan bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Hasilnya bagus dan layak, tidak terkena PMK. Umurnya juga sudah cukup," kata Devi.