REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan apresiasi kepada para petani Indonesia atas kontribusinya dalam menjaga ketersediaan pangan nasional. Hal itu disampaikan Presiden Ketika menyampaikan arahan pada Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional Ke-29 Tahun 2022, di Medan Kamis (7/7/2022).
Jokowi mengatakan, harga pangan dunia telah mengalami kenaikan 30 sampai 50 persen imbas dari perang Rusia-Ukraina. Namun hingga saat ini, Indonesia cukup beruntung karena para petani masih berproduksi.
“Kita ini masih untung. Alhamdulillah, rakyat kita utamanya petani masih berproduksi beras dan sampai saat ini harganya belum naik. Semoga saja tidak naik. Karena stoknya selalu ada," kata Presiden.
Ia juga menegaskan, Indonesia selama tiga tahun terakhir berhasil untuk tidak mengimpor beras karena produksi dari petani yang sudah mencukupi.
Diketahui, produksi beras nasional pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta ton dan meningkat di tahun 2020 menjadi 31,36 juta ton. Adapun pada tahun 2021 mencapai 31,33 juta ton.
“Biasanya kita impor 1,5 juta ton, 2 juta ton. Ini sudah tidak impor lagi. Ini Menteri Pertanian hadir di sini. Terima kasih Pak Menteri,” katanya.
Ia mengatakan, ketersediaan dan harga beras yang relatif stabil tersebut patut disyukuri. Pasalnya negara-negara di Afrika dan beberapa di Asia mulai menghadapi kekurangan pangan yang akut.
Oleh karena itu, kemandirian pangan menjadi penting sehingga Presiden mengajak kepada seluruh Bupati dan Walikota untuk memanfaatkan lahan-lahan sekecil apapun untuk ditanam, berproduksi kebutuhan pangan sehari-hari.
“Jangan sampai ada lahan kosong, manfaatkan untuk aspuan gizi anak kita. Karena kita nanam di mana pun itu tumbuh dan bisa kita panen. Itu penting sekali karena anak-anak kita, di hari ini adalah penentu wajah masa depan Indonesia," katanya.
"Kalau anak-anak kita pintar, cerdas, kita bersaing dengan negara lain, itu mudah, tapi kalau anak-anak kita stunting, gizi tidak baik, nutrisi tidak tercukupi, nanti ke depan bersaing dengan negara-negara lain akan kesulitan,” ujar Jokowi menambahkan.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menyampaikan ketersediaan beras selama tahun 2022 dalam kondisi aman sehingga ke depan Indonesia tidak perlu melakukan impor.
Peneliti dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia (UI), Riyanto, menilai, program sektor pertanian cukup berhasil dalam mengamankan produksi pangan pokok. “Biasanya Indonesia mengimpor beras. Tapi saya lihat beras Indonesia cukup, bahkan cenderung surplus atau jumlahnya berlebih. Semua bisa dikendalikan dalam waktu tiga tahun terakhir ini,” kata dia.