Senin 11 Jul 2022 04:00 WIB

Joe Biden Bela Keputusannya Kunjungi Arab Saudi

Sebelum ke Arab Saudi, Biden akan terlebih dulu mengunjungi Palestina dan Israel.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Presiden AS Joe Biden
Foto: AP/Lukas Barth/Reuters pool
Presiden AS Joe Biden

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -– Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, pada Sabtu (9/7/2022), membela rencana kunjungannya ke Arab Saudi pada 15 Juli mendatang. Hal itu sehubungan dengan dugaan serangkaian pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang dilakukan Arab Saudi, termasuk keterlibatannya dalam pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi.

"Saya tahu bahwa ada banyak yang tidak setuju dengan keputusan saya untuk bepergian ke Arab Saudi. Pandangan saya tentang HAM jelas dan sudah berlangsung lama, dan kebebasan mendasar selalu menjadi agenda ketika saya bepergian ke luar negeri," kata Biden mengisyaratkan bahwa dia akan turut membahas soal HAM saat berada di Saudi.

Baca Juga

Sebelum ke Saudi, Biden akan terlebih dulu mengunjungi Palestina dan Israel. Biden menyebut, dia akan menjadi presiden AS pertama yang terbang dari Israel ke Jeddah. Menurutnya, hal itu akan menjadi simbol kecil dari hubungan yang mulai tumbuh dan langkah menuju normalisasi antara Israel dan dunia Arab.

“Saya akan menjadi presiden pertama yang mengunjungi Timur Tengah sejak (peristiwa) 11 September (2001) tanpa pasukan AS terlibat dalam misi tempur di sana. Ini tujuan saya untuk menjaganya tetap seperti itu,” ucap Biden.

Biden akan mengunjungi Palestina, Israel, dan Arab Saudi pada 13-16 Juli mendatang. Selain bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Biden akan turut melakukan pertemuan dengan perdana menteri baru Israel, Yair Lapid. Sebelumnya, Lapid menjabat sebagai menteri luar negeri.

Beredar kabar bahwa saat bertemu Lapid, Biden akan membahas tentang upaya normalisasi diplomatik Israel dengan Arab Saudi. Saat masih menjabat sebagai menteri luar negeri Israel, Lapid sempat menyatakan, dia yakin normalisasi hubungan dengan Saudi mungkin dilakukan. Kendati demikian, dia tak menampik hal itu akan menjadi proses yang panjang dan hati-hati.

“Kami percaya ada kemungkinan untuk melakukan proses normalisasi dengan Arab Saudi, Ini kepentingan kami. Kami sudah mengatakan bahwa ini adalah langkah selanjutnya setelah Abraham Accords (kesepakatan normalisasi Israel dengan beberapa negara Muslim) untuk berbicara tentang proses yang panjang dan hati-hati," kata Lapid, 30 Mei lalu. 

Lapid mengklaim saat ini upaya normalisasi dengan Saudi tengah didiskusikan Israel bersama AS dan beberapa negara Teluk Arab. “Kami sedang mengerjakannya dengan Amerika (tentang normalisasi hubungan dengan Saudi), dengan beberapa negara Teluk, dalam segala macam cara,” ujarnya.

Dari Israel dan Palestina, Joe Biden melanjutkan perjalanannya ke Saudi. Di sana, dia akan bertemu Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud dan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS). Pangeran MBS adalah tokoh yang diduga mendalangi pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi di gedung konsulat Saudi di Istanbul, Turki, pada Oktober 2018 lalu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement