Senin 20 May 2019 14:28 WIB

Ramadhan dan Negeri Akhirat

Gambaran surga negeri akhirat ada pada kegembiraan orang yang berpuasa di Ramadhan

Pesantren Ramadhan, Membentuk Disiplin Ibadah dan Berakhlakul Karimah.  Siswa-Siswi SMPN 321 DKI Jakarta mengikuti Pesantren Ramadhan di Jakarta Islamic Center (JIC), Jakarta, Selasa (13/6). Kegiatan yang dilakukan pada bulanRamadhan tersebut bertujuan untuk membentuk pribadi yang disiplin dalam beribadah dan berakhlakul karimah agar masa muda lebih bermakna. Kegiatan Pesantren Ramadhan antara lain praktek sholat, tata cara berwudhu, tadarus Al-Quran, Sejarah Islam, Kajian Hadist, dan materi akhlakul karimah.
Foto: Yasin Habibi/Republika
Pesantren Ramadhan, Membentuk Disiplin Ibadah dan Berakhlakul Karimah. Siswa-Siswi SMPN 321 DKI Jakarta mengikuti Pesantren Ramadhan di Jakarta Islamic Center (JIC), Jakarta, Selasa (13/6). Kegiatan yang dilakukan pada bulanRamadhan tersebut bertujuan untuk membentuk pribadi yang disiplin dalam beribadah dan berakhlakul karimah agar masa muda lebih bermakna. Kegiatan Pesantren Ramadhan antara lain praktek sholat, tata cara berwudhu, tadarus Al-Quran, Sejarah Islam, Kajian Hadist, dan materi akhlakul karimah.

Seringkali kita memanjatkan doa keselamatan dunia dan akhirat. Maka seandainya saja setiap muslim itu mengetahui bahwa Ramadhan bisa mendekatkan kita kepada harapan itu, kita tidak akan membiarkan setiap detik di bulan Suci ini berlalu dengan kesia-siaan. MasyaAllah..

Seperti yang kita ketahui, Ramadhan bertujuan untuk menghantarkan keimanan kita untuk mencapai ketaqwaan. Dimana keyakinan kepada hari akhirat adalah satu tanda dari ketaqwaan. Hal tersebut diterangkan Allah Swt dalam kalamNya Q.S Al-Baqarah ayat 1-5 mengenai karakteristik orang-orang yang bertaqwa. Lalu di ayat ke-4 disebutkan, "... serta mereka yakin akan adanya hari akhirat (dengan sepenuhnya)." (QS.Al-Baqarah :4).

Baca Juga

Oleh karena itu, tanda ketakwaan ini yakni keyakinan akan negeri akhirat menjadi target yang harus dicapai melalui peningkatan dan pembinaan kualitas ibadah  kita di bulan Ramadhan ini. 

Mengapa?

Bukankah di setiap panasnya terik matahari di bulan Ramadhan, kita diingatkan betapa sengatan api neraka sangatlah panas. Bahkan di setiap lapar dan hausnya puasa, harusnya menjadi pengingat kita pada siksaan di akhirat yang diderita oleh para penghuni neraka. Allah Swt berfirman: "Sesungguhnya pohon zaqqum itu. Makanan orang yang berdosa. (Ia) sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut, seperti mendidihnya air yang amat panas," (QS. Ad Dukhaan : 43-46).

Untuk lebih meyakini betapa mengerikannya neraka, mari kita renungkan penggalan sebuah hadist qudsy yang dimuat dalam Al Mawa'idz fil Ahadis Al Qudsiyyah, yang disusun oleh Imam Al-Ghazali. Allah Swt berfirman: 

"Wahai manusia! Bagaimana mungkin engkau berbuat durhaka, padahal pada terik matahari saja kau tak kuasa menahan panas? ..." 

Lalu, untuk siapakah neraka itu? Inilah kelanjutan hadist qudsy tersebut : 

"Wahai manusia, Aku tidak menciptakan neraka kecuali untuk orang-orang kafir, orang yang suka mengadu domba, orang yang suka pamer, orang yang suka menyakiti kedua orangtuanya, orang yang tidak mau mengeluarkan zakat dari sebagian hartanya, orang yang berzina, orang yang suka makan rente, pemabuk, orang yang berbuat aniaya pada anak yatim, tetangga yang berkhianat, orang yang suka meratap dan orang yang suka menyakiti hati tetangga, sedangkan terhadap orang yang bertaubat, beriman dan berbuat amal kebaikan, Allah akan menggantikan keburukan-keburukannya dengan kebaikan-kebaikan. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Sementara itu, gambaran surga pada bulan Ramadhan terdapat pada kegembiraan orang yang berpuasa manakala telah tiba waktu berbuka dan kenikmatan kedua sebagaimana sabda Rasulullah Saw, yakni umat islam kelak akan mendapatkan nikmat yang lebih besar lagi yaitu ketika mereka berjumpa dengan Allah Swt di Surga, Insya Allah. Aamiin. Dengan keyakinan itu maka sudah seharusnya kita melakukan berbagai riyadlah ruhiyah di bulan Ramadhan ini, dimana pahala banyak ditebar dan dilipatgandakan serta surga didekatkan. Seperti sabda Rasulullah berikut : 

"Sesungguhnya dalam surga itu ada sebuah pintu yang dinamakan ra'yan. Pada hari kiamat diserukan dari pintu itu : "Dimana orang-orang yang bershaum?" Apabila mereka semua telah masuk, pintu itupun ditutup kembali." (HR. Al Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Ra.)

Maka, diantara gambaran siksa neraka dan kenikmatan surga, semoga kita menjadi lebih pandai melatih diri untuk mencapai derajat taqwa. Serta semoga kita pun semakin memahami, mengapa Rasulullah Saw senantiasa menyeru umatnya untuk menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan tercela terutama di bulan Ramadhan ini. Hal itu merupakan perwujudan dari kasih sayangnya agar kita tidak termasuk sebagai penghuni neraka dan agar kita bisa meraih surgaNya. Aamiin Allahumma Aamiin.

"Wahai hambaku, berbelas kasihlah engkau pada dirimu sendiri, karena badan itu sangat lemah, sedangkan perjalanan sangat jauh, beban bawaan sangat berat, jembatan sangat halus, Sang Pengawas Maha Melihat dan Sang Hakim adalah Rabbul 'Alamin." ( Hadist Qudsy)

Pengirim: Widya Fauzi, Pengajar dan Penulis Tulisan Motivasi 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement