Senin 29 Jul 2019 18:29 WIB

Pelajar, Aset Berpotensi dan Proses Deradikalisasi

Proses deradikalisasi kepada pelajar sebaiknya tak menjauhkan mereka dari Islam

Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengunjungi MAN 1 Kabupaten Sukabumi dan menilai pelajar disana anti radikalisme, Kamis (25/7).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudy Sufahriadi mengunjungi MAN 1 Kabupaten Sukabumi dan menilai pelajar disana anti radikalisme, Kamis (25/7).

Pada 3 hingga 5 Juli 2019, puluhan pelajar yaitu pengurus rohani Islam (Rohis) Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat, hadir di Cirebon. Mereka mendapat undangan berupa program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Deradikalisasi, Moderasi Islam bagi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Acara ini digagas oleh Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat. 

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ini adalah upaya pemerintah, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan pendidikan moral dan akhlak. Tujuan dari PPK ini adalah untuk membentuk pribadi siswa agar menjadi lebih baik dan siap untuk bersaing di era global dengan lebih kontektual. 

Bahkan Presiden melihat seharusnya PPK ditanamkan kepada anak sejak PAUD. (Kemdikbud.go.id). Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa, Kemdikbud fokus pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam menangkal radikalisme dan intoleransi di lingkungan pendidikan (Beritasatu.com, 31/5).

Sayangnya, isu radikalisme yang kini berkonotasi negatif, selalu dilekatkan dengan Islam. Padahal Islam tidak mendorong pada kerusakan. Bahkan ketika seseorang bersungguh-sungguh ber-Islam kaffah, maka dengan sendirinya ia menjadi pribadi berkualitas, memiliki potensi. Ia berakhlak baik. Tidak saja memiliki keimanan yang mantap, juga mengasihi sesama dan cinta tanah air. 

Dalam Islam aktivitas manusia selalu terikat dengan hukum syara'. Hal inilah yang akan mendorong siswa menjadi generasi kebangkitan. Mereka akan sadar memiliki tanggung jawab memimpin umat. Oleh sebab itu, upaya deradikalisasi sebaiknya tidak menjauhkan siswa dari jati dirinya sebagai umat terbaik, yaitu predikat yang disematkan Allah bagi umat Islam.

Pengirim: Lulu Nugroho, Muslimah Penulis dari Cirebon

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement