Pada 3 hingga 5 Juli 2019, puluhan pelajar yaitu pengurus rohani Islam (Rohis) Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat, hadir di Cirebon. Mereka mendapat undangan berupa program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) Deradikalisasi, Moderasi Islam bagi Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Acara ini digagas oleh Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat.
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ini adalah upaya pemerintah, yaitu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan pendidikan moral dan akhlak. Tujuan dari PPK ini adalah untuk membentuk pribadi siswa agar menjadi lebih baik dan siap untuk bersaing di era global dengan lebih kontektual.
Bahkan Presiden melihat seharusnya PPK ditanamkan kepada anak sejak PAUD. (Kemdikbud.go.id). Sementara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa, Kemdikbud fokus pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam menangkal radikalisme dan intoleransi di lingkungan pendidikan (Beritasatu.com, 31/5).
Sayangnya, isu radikalisme yang kini berkonotasi negatif, selalu dilekatkan dengan Islam. Padahal Islam tidak mendorong pada kerusakan. Bahkan ketika seseorang bersungguh-sungguh ber-Islam kaffah, maka dengan sendirinya ia menjadi pribadi berkualitas, memiliki potensi. Ia berakhlak baik. Tidak saja memiliki keimanan yang mantap, juga mengasihi sesama dan cinta tanah air.
Dalam Islam aktivitas manusia selalu terikat dengan hukum syara'. Hal inilah yang akan mendorong siswa menjadi generasi kebangkitan. Mereka akan sadar memiliki tanggung jawab memimpin umat. Oleh sebab itu, upaya deradikalisasi sebaiknya tidak menjauhkan siswa dari jati dirinya sebagai umat terbaik, yaitu predikat yang disematkan Allah bagi umat Islam.
Pengirim: Lulu Nugroho, Muslimah Penulis dari Cirebon