REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Nelayan pesisir Labuan, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten, merasa terbantu dan bersyukur menerima bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Sehingga hal itu dapat mengurangi biaya produksi kala melaut.
"Kami mendapatkan kuota BBM bersubsidi sebanyak 140 liter dan cukup untuk tiga hari melaut," kata Ali (45 tahun), seorang nelayan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Labuan, Kabupaten Pandeglang, Senin (11/7/2022).
Pembagian kuota BBM bersubsidi dari pemerintah sangat membantu nelayan. Pasalnya, pemerintah menjual harga secara terjangkau, yaitu Rp 5.300 per liter. Selama ini, pasokan solar bersubsidi yang ada di sekitar TPI Labuan berjalan lancar.
Nelayan hingga kini tidak kesulitan untuk mendapatkan BBM bersubsidi. "Kami setelah tiga hari melaut kembali menebus kuota solar bersubsidi 140 liter Rp 742.000 dengan harga Rp 5.300 per liter," kata Ali.
Dia mengaku, setiap melaut bersama tiga orang dengan tangkapan ikan sekitar satu kuintal dan hasil pelelangan rata-rata mendapatkan Rp 5 juta. Pendapatan tangkapan sebanyak itu selama tiga hari melaut hingga mencapai Pulau Panaitan. Saat ini, kata dia, tangkapan relatif lumayan, terutama ikan cumi. "Kami berharap cuaca normal sehingga usaha nelayan dapat menguntungkan," kata Ali.
Begitu juga Soleh (50), nelayan TPI Panimbang, Kabupaten Pandeglang mengatakan, selama ini persediaan BBM bersubsidi lancar dan terpenuhi di SPBU Pertamina. Para nelayan di pesisir tentu merasa bersyukur adanya solar bersubsidi, sehingga usaha melaut bisa menguntungkan.
"Kami setiap melaut dua hari mendapatkan kuota BBM bersubsidi jenis solar 100 liter dengan harga Rp 530 ribu," kata Soleh. Sementara itu, Yanto, petugas pelelangan di TPI Labuan menjelaskan, saat ini, persediaan BBM jenis solar mencukupi dan semua nelayan mendapatkan sesuai dengan kebutuhan selama melaut.
Adapun tangkapan nelayan relatif lumayan karena cuaca normal. Kebanyakan tangkapan itu jenis ikan tongkol, cue, kakap, cumi, kakap, bentong, rancagantang, dan lainya. "Kami saat ini transaksi pelelangan bisa mencapai Rp 150 juta per hari," kata Yanto.