REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama CEO dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sepakat untuk melakukan upaya peningkatan produksi migas nasional.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan SKK Migas dan para KKKS akan inventarisasi upaya-upaya jangka pendek (dalam 3 bulan) peningkatan produksi migas (kuantitatif per jenis upaya). Selain itu, perlu adanya pengkajian cost and benefit upaya peningkatan produksi yang massif, agresif dan efisien, serta beberapa dampaknya terhadap produksi.
"SKK Migas maupun KKKS sama-sama mencari cara untuk meningkatkan kinerja industri hulu migas untuk pencapaian target jangka pendek maupun jangka panjang di 2030 untuk mengejar target 1 juta barel," ujar Dwi, Selasa (12/7/2022).
Lebih lanjut Dwi Soetjipto menyampaikan bahwa momentum kenaikan harga migas ini, tidak serta merta mendorong kenaikan investasi migas, dimana Investasi Migas baru mencapai US$ 4.8 Miliar. Maka dengan telah disepakatinya 5 rekomendasi, serta semangat para pimpinan KKKS pada CEO Forum ini, kita optimis di sisa tahun 2022 akan ada perbaikan kinerja yang signifikan.
“Saat ini kita sudah memiliki buku panduan harga migas Semester I dan saya berharap sudah dipergunakan untuk membantu perencanaan dan operasional komersialisasi migas sehingga akan didapatkan tingkat efisiensi yang lebih tinggi dan optimalisasi penerimaan negara dan KKKS”, imbuh Dwi Soetjipto.
Forum CEO 2022 mendapatkan apresiasi dari para pimpinan tertinggi/CEO KKKS, hal ini nampak dari tingkat kehadiran maupun kontribusi dari para CEO tersebut. Hal-hal yang menjadi perhatian para CEO Hulu Migas antar lain adalah penguatan institusi hulu migas untuk memberikan kepastian hukum dan investasi, terkait upaya penanganan unplanned shutdown, yang juga menjadi perhatian adalah bagaimana recovery paska pulihnya kembali operasi, bagaimana menutupi produksi yang hilang dan sebagainya.