Rabu 13 Jul 2022 12:59 WIB

Harga Cabai di Kota Bandung Bertahan Tinggi

Harga cabai di Kota Bandung masih Rp 140 ribu per kilogram

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Cabai (ilustrasi) Harga sejumlah komoditas bahan pokok di pasar tradisional Kosambi, Kota Bandung masih tinggi di antaranya yaitu cabai tanjung, tomat dan kentang. Kenaikan harga ditengarai akibat ketersediaan barang yang minim serta faktor petani yang banyak gagal panen.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Cabai (ilustrasi) Harga sejumlah komoditas bahan pokok di pasar tradisional Kosambi, Kota Bandung masih tinggi di antaranya yaitu cabai tanjung, tomat dan kentang. Kenaikan harga ditengarai akibat ketersediaan barang yang minim serta faktor petani yang banyak gagal panen.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Harga sejumlah komoditas bahan pokok di pasar tradisional Kosambi, Kota Bandung masih tinggi di antaranya yaitu cabai tanjung, tomat dan kentang. Kenaikan harga ditengarai akibat ketersediaan barang yang minim serta faktor petani yang banyak gagal panen.

Salah seorang pedagang sayuran Abang mengaku harga cabai tanjung mengalami kenaikan sejak Lebaran Idul Adha mencapai Rp 150 ribu per kilogram. Namun, saat ini harga cenderung menurun tetapi masih tinggi Rp 140 ribu per kilogram.

Baca Juga

"Harga cabai tanjung waktu Idul Adha Rp 150 ribu per kilogram, sekarang Rp 140 ribu masih mahal. Biasanya Rp 50 ribu-60 ribu per kilogram," ujarnya saat ditemui di Pasar Kosambi, Rabu (13/7/2022).

Ia mengungkapkan kenaikan harga pangan tidak hanya untuk cabai tanjung tetapi untuk sayuran yang lain. Harga kol yang biasa Rp 6.000-7.000 per kilogram menjadi Rp 12 ribu per kilogram.

Sedangkan, bawang merah Brebes biasa Rp 40-50 ribu per kilogram menjadi Rp 70.000 per kilogram. Harga tomat dari Rp 3.000 per kilogram menjadi Rp 15.000 per kilogram serta kentang dari Rp 14 ribu menjadi Rp 17 ribu per kilogram.

Abang melanjutkan kondisi harga yang naik membuat pedagang dan pembeli mengeluh. Bahkan banyak pembeli yang mengurangi jumlah pembelian.

Ia memperkirakan kenaikan harga disebabkan ketersediaan barang yang kosong serta para petani gagal panen. Abang belum mengetahui kondisi saat ini akan berlangsung hingga kapan.

"Pedagang ingin harga stabil normal, sekarang tidak menentu bahkan sering nombok," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement