Rabu 13 Jul 2022 21:06 WIB

Quintet Stephan, Kelompok Galaksi yang Bertabrakan dalam Foto James Webb

Empat galaksi secara bertahap bertabrakan satu sama lain

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani /MGROL136/ Red: Dwi Murdaningsih
Gabungan dari data inframerah dekat dan tengah yang menunjukkan Stephans Quintet. Ini adalah gambar yang dihasilkan teleskop Webb terbesar hingga saat ini.
Foto: NASA, ESA, CSA, dan STScI
Gabungan dari data inframerah dekat dan tengah yang menunjukkan Stephans Quintet. Ini adalah gambar yang dihasilkan teleskop Webb terbesar hingga saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teleskop James Webb menyaksikan galaksi yang hancur bertabrakan. Penemuan proses yang mengarah pada pembentukan galaksi besar, cemerlang, dan kompleks seperti Bima Sakti adalah salah satu tujuan ilmiah utama dari teleskop luar angkasa Webb. 

Kini, teleskop paling canggih itu telah merilis foto empat galaksi yang perlahan mati. Empat galaksi, yang terletak antara 210 dan 340 juta tahun cahaya, perlahan-lahan mati. 

Baca Juga

Quintet Stephan adalah nama dari kumpulan lima galaksi tersebut, namun salah satunya benar-benar berjarak sekitar 200 juta tahun cahaya lebih dekat dengan Galaksi Bima Sakti dibandingkan yang lain.

Empat galaksi lainnya secara bertahap bertabrakan satu sama lain, seolah-olah kecelakaan kereta api terjadi dalam gerakan lambat kosmik.

“Mereka terkunci dalam interaksi yang erat, semacam tarian kosmik yang didorong oleh gaya gravitasi,” kata ilmuwan Giovanna Giardino, dilansir dari Inverse.

Dua galaksi di sisi kanan gambar sudah bergabung, dan galaksi yang tersisa pasti akan mengikuti. Busur oranye dan merah terang di antara pasangan yang bergabung dapat dilihat dalam inframerah dekat karena gelombang kejut dari tumbukan beriak melalui awan gas, memanaskan dan mengompresi gas dan memicu gelombang pembentukan bintang.

Sebuah lubang hitam supermasif aktif, yang secara aktif memakan materi dari galaksi sekitarnya, terungkap di galaksi kanan atas oleh foto inframerah-tengah MIRI. Dalam foto-foto inframerah-tengah, "inti galaksi aktif" ini, tampak sebagai cahaya terang, meskipun faktanya 40 miliar kali lebih terang daripada Matahari.

“Kita tidak bisa melihat lubang hitam itu sendiri. Tapi kita melihat materi berputar-putar ditelan oleh monster kosmik. Gas ini dipanaskan hingga suhu yang sangat tinggi saat jatuh ke dalam lubang hitam, dan menjadi sangat terang,” kata Giordino.

Para astronom menggunakan instrumen NIRSpec untuk fokus pada inti galaksi aktif untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang terjadi saat lubang hitam memakan galaksi induknya. 

Untuk memahami komposisi gas, kecepatan, dan suhu, para ilmuwan memiliki teknologi ini yang memungkinkan kami mengumpulkan ribuan foto dari saluran panjang gelombang yang berbeda.

"Untuk memahami fisika, itu sangat penting," katanya.

Para ilmuwan mengatakan bahwa teleskop james Webb yang sekarang berfungsi, yang berkinerja lebih baik dari yang diharapkan di hampir segala hal, harus dapat beroperasi selama dua dekade ke depan.

"Saya senang dan saya lega," kata John Mather, astrofisikawan di Goddard dan ilmuwan proyek senior untuk Webb. 

Teleskop James Webb adalah upaya kolaboratif antara Badan Antrariksa Amerika (NASA) Badan Antariksa Eropa  (ESA) dan Badan Antariksa Kanada, dengan para ilmuwan yang bekerja bersama lintas lembaga dan lintas divisi dalam lembaga, semuanya berkontribusi dengan cara yang unik untuk proyek besar tersebut.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement