REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kampung Adat Banceuy, yang berlokasi di Desa Sanca, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang , sekitar 23 kilometer dari pusat kota Subang, mempunyai daya tarik dan pesona tersendiri.
Kampung Banceuy nan asri itu kini dikembangkan sebagai desa wisata berbasis budaya setempat dan konservasi alam.
Di sini para pengunjung selain dapat menikmati alam nan asri, berjalan di pematang sawah, menyusuri air terjun, belajar menanam padi dan tanaman-tanaman lain, serta juga dapat memperoleh suguhan kesenian, upacara adat dan atraksi budaya Subang.
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Rohana Odang, menjelaskan suasana pedesaan yang sejuk, damai, dan nyaman ini membuat banyak siswa-siswi SMU dan mahasiswa tertarik berkunjung ke Kampung Banceuy.
“Banyak siswa-siswi dan mahasiswa datang dari berbagai kota menghabiskan waktu beberapa hari dengan menginap di rumah-rumah penduduk yang difungsikan menjadi homestay. Mereka belajar menanam padi dan mengembangkan tanaman-tanaman lain terkait dengan tugas di sekolah atau untuk mahasiswa sekaligus melakukan KKN,” kata pria yang akrab disapa Kang Odang.
Kang Odang mengatakan selain dapat menikmati dan beraktivitas di alam terbuka para pengunjung pun dapat menikmati kesenian, updacara adat, dan atraksi budaya khas Kampung Banceuy.
Pada malam hari biasanya mereka dapat mendengar legenda-legenda yang sudah hampir dilupakan ataupun saling sharing berbagai hal dengan masyarakat setempat.
“Sekarang tinggal bagaimana kami dapat terus melakukan inovasi dalam penyuguhan atraksi kesenian kepada para pengunjung, terutama kepada mereka yang sudah sering berkunjung ke sini,” tambah Kang Odang yang merupakan putra asli kelahiran Kampung Banceuy 48 tahun lalu.
Semula Kampung Banceuy dibiarkan terbengkalai setelah sarana wisata di situ terbakar. Baru pada 2012 - 2013 perusahaan air mineral pegunungan di Subang melakukan kegiatan konservasi berbasis masyarakat dengan pendekatan reforestasi dan agroforestry membuat kawasan Kampung Banceuy kembali asri.
Sejak 2016 perusahaan air minum Subang berkolabarasi dengan masyarakat setempat dan berbagai pihak terkait lainnya melakukan inovasi untuk mengembangkan Kampung Banceuy ini menjadi desa wisata.
Dimulai dengan pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk dapat mengelola Kampung Banceuy ini menjadi desa wisata. Kemudian ditindaklanjuti dengan berbagai pelatihan, antara lain peningkatan keterampilan event management, hospitality, manajemen agrowisata, keterampilan digital content, pelatihan pengembangan produk UMKM.
“Hingga saat ini kami bersama masyarakat di Subang Selatan telah melakukan penanaman 248.560 pohon, pembuatan 90 sumur resapan, 5.644 lubang biopori, 1840 rorak, 18 penampung air hujan, rumah bibit, sarana akses wisata, sarana air bersih, saung kelompok, wisata mina padi, dan pembangunan galeri oleh-oleh,” kata perwakilan Pabrik AQUA Subang, Rany Juliani.
Dengan lingkungan semakin terjaga selain membuat para pengunjung semakin betah berada di Kampung Banceuy, juga dapat mengurangi potensi banjir, potensi longsor, debit air bersih dan kesuburan tanah tetap terjaga.
Di sisi lain keberadaan desa wisata Kampung Banceuy ini secara ekonomi memberikan peningkatan pendapatan untuk masyarakat setempat.
Kepala Pabrik AQUA Subang, Dwi Nofriyadi, mengatakan kolaborasi antara perusahaan dengan masyarakat Kampung Banceuy memberikan dampak positif dalam hal pelestarian lingkungan, peningkatan pendapatan masyarakat setempat, dan sekaligus dapat terus menjagai kerarifan budaya khas Kampung Banceuy.
“Kolaborasi pihaknya dengan masyarakat di Kampung Banceuy ini merupakan suatu sinergi bagus untuk berkembang bersama. Kami dapat terus berkembang baik, masyarakat pun terus berkembang secara berkelanjutan," kata Dwi Nofriyadi.