Produsen Tahu dan Tempe di Kudus Peroleh Subsidi Harga Kedelai
Red: Nidia Zuraya
Seorang pekerja menimbang kedelai di gudang penyimpanan. (ilustrasi) | Foto: Antara/Arif Firmansyah
REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Seratusan produsen tahu dan tempe di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, mendapatkan subsidi harga kedelai sebesar Rp 1.000 per kilogram (kg) dari pemerintah. Subsidi ini diberikan menyusul masih mahalnya harga kedelai impor saat ini.
"Untuk sementara yang tercatat ada 169 produsen tahu dan tempe yang masuk ke dalam anggota Primer Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Primkopti) Kudus yang mendapatkan pengganti harga jual kedelai sebesar Rp 1.000 per kg," kata Manajer Primkopti Kabupaten Kudus Amar Ma'ruf di Kudus, Rabu (20/7/2022).
Ia mengungkapkan program subsidi tersebut untuk mengganti selisih harga jual kedelai impor yang saat ini memang masih tinggi berkisar Rp12.150 per kg.Pencatatan pembelian kedelai yang nantinya mendapatkan subsidi harga, kata dia, dimulai sejak bulan April 2022, sedangkan pencairannya diperkirakan bulan ini.
Besaran subsidi masing-masing produsen tahu dan tempe, imbuh dia, sesuai pembelian kedelai setiap harinya dengan menyesuaikan kebutuhan bahan baku untuk memproduksi tahu maupun tempe.Suntono, salah satu produsen tempe di Kecamatan Jati, Kudus mengakui dirinya termasuk salah satu yang tercatat mendapatkan subsidi harga kedelai.
"Alhamdulillah ada bantuan dari pemerintah, sehingga meringankan beban perajin tempe maupun tahu karena kenaikan harga jual kedelai menjadi Rp 12.000 sudah cukup lama," ujarnya.
Padahal, imbuh dia, harga sebelumnya berkisar Rp 6.000 per kg, namun secara bertahap terus naik hingga menjadi Rp 12.000 per kg. Sedangkan kebutuhan kedelai setiap harinya berkisar 120-an kilogram.
Ia memaklumi adanya kenaikan harga komoditas impor tersebut dengan mempertimbangkan berbagai faktor saat ini, namun toleransi kenaikan yang diinginkan berkisar Rp 10.000 per kg agar dirinya maupun perajin tahu dan tempe lainnya masih bisa untung.
Ia juga berharap ketersediaan komoditas impor tersebut tetap terjaga, meskipun terjadi fluktuasi harga yang hingga kini belum juga turun seperti sebelumnya.