Sabtu 23 Jul 2022 00:45 WIB

Airport Tax Naik, AP I Pastikan Peningkatan Fasilitas

Kenaikan airport tax ini diberlakukan di 12 bandara yang dikelola AP I.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
Sejumlah pemudik tiba di Terminal Kedatangan Bandara Sentani, Jayapura, Papua (ilustrasi). PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) menaikan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC) di beberapa bandaranya, termasuk di Bandara Sentani.
Foto: ANTARA/Gusti Tanati
Sejumlah pemudik tiba di Terminal Kedatangan Bandara Sentani, Jayapura, Papua (ilustrasi). PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) menaikan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC) di beberapa bandaranya, termasuk di Bandara Sentani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Angkasa Pura (AP) I (Persero) menaikan tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) atau Passenger Service Charge (PSC) di beberapa bandaranya. VP Corporate Secretary AP I Rahadian D Yogisworo mengatakan penyesuaian tax airport yang masuk dalam komponen tiket pesawat tersebut juga diikuti dengan peningkatan fasilitas. 

“Dilakukan peningkatan fasilitas dan infrastruktur bandara yang telah dilaksanakan Angkasa Pura I,” kata Rahadian kepada Republika.co.id, Jumat (22/7/2022). 

Baca Juga

Dia menjelaskan di Bandara Pattimura Ambon dilakukan pengembangan terminal dari yang sebelumnya seluas 10.270 meter persegi dengan daya tampung 821 ribu penumpang ler tahun menjadi seluas 16.090 meter peraehi dengan daya tampung 1,6 juta penumpang per tahun. Selain itu juga dilakukan penambahan jumlah ruang tunggu dari empat gate menjadi lima gate. 

“Di Bandara Pattimura juga dilakukam penambahan jumlah kursi penumpang di ruang tunggu dari 686 kursi menjadi 807 kursi dan penambahan jumlah toilet dari 57 unit menjadi 79 unit,” ungkap Rahadian. 

Sementara itu di Bandara El Tari Kupang (KOE) juga dilakukan pengembangan terminal dari yang sebelumnya seluas 7.642 meter peraehi dengan daya tampung 1,7 juta penumpang per tahun menjadi seluas 16.064 meter persegi dengan daya tampung 2,8 juta penumpang perntahun. Selain itu juga penambahan jumlah kursi ruang tunggu penumpang dari 432 kursi menjadi 600 kursi, penambahan jumlah boarding gate dari empat gate menjadi delapan gate, dan penambahan fasilitas baru berupa emoat unit eskalator dan tiga unit lift. 

Lalu di Bandara Juanda Surabaya, Rahadian mengatakan dilakukan pengembangan Terminal 1 yang sebelumnya memiliki luasan terminal sebesar 62.700 meter peraehi dengan daya tampung 8,5 juta penumpang per tahun menjadi seluas 91.700 meter peraehi dan dapat menampung sebanyak 13,6 juta penumpang per tahun. Seain itu juga dilakukan penambahan jumlah kursi ruang tunggu penumpang dari 3.280 kursi menjadi 4.270 kursi, penambahan fasilitas area taman bermain anak atau kids zone baru, penambahan unit eskalator dari enam unit menjadi delapan unit. 

“Di Bandara Juanda juga dipakukan penambahan jumlah lift dari emapt unit menjadi 16 unit, penambahan jumlah toilet dari 22 unit menjadi 28 unit, penambahan jumlah fasilitas musholla dari lima unit menjadi delapan unit, dan beautifikasi terminal penumpang,” jelas Rahadian. 

Sementara di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar juga dilakukan pengembangan terminal dari yang sebelumnya seluas 51.004 meter persegi dengan kapasitas tujuh juta  penumpang per tahun menjadi seluas 144.440 meter peraegi dengan kapasitas 15,5 juta penumpang per tahun. Selain itu juga penambahan fasilitas conveyor belt bagasi di terminal domestik dari tiha unit menjadi delapa unit dan di terminal internasional dari satu unit menjadi dia unit. 

Rahadian mengungkapkan di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar juga dilakukan penambahan waiting room di terminal domestik dari enam gate menjadi 12 gate. Selain itu juga penambahan jumlah kursi ruang tunggu penumpang dari 2.262 kursi menjadi 5.249 kursi, penambahan jumlah eskalator dari tujuh unit menjadi 16 unit, penambahan jumlah lift dari empat unit menjadi 22 unit, dan penambahan jumlah toilet dari 16 unit menjadi 31 unit. 

Lalu di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan dilakukan beautifikasi area waiting room terminal keberangkatan. Sementara di Bandara Adi Soemarmo Solo dilakukam pengembangan terminal dari yang sebelumnya memiliki luasan terminal sebesar 15.382 meter peraegi dengan daya tampung 1,5 juta penumpang per tahun menjadi seluas 33.351 meter peraehi dan dapat menampung sebanyak 4,1 juta penumpang per tahun. 

Lalu di Bandara Adisutjipto Yogyakarta dilakukam penambahan jumlah area baggage claim dari lima unit menjadi 11 unit, penambahan area waiting room dari tiga unit menjadi empat unit. Begitu juga dengan penambahan jumlah kursi di ruang tunggu penumpang dari 300 kursi menjadi 400 kursi. 

Untuk di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, AP I melakukan pengembangan terminal yang sebelumnya memiliki luasan terminal sebesar 6.708 meter persegi dengan daya tampung 800 ribu penumpang per tahun menjadi seluas 58.652 meter persegi dan dapat menampung sebanyak 6,9 juta penumpang per tahun. Lalu juga dilakukan penambahan unit X-Ray Security Check Point dari satu unit menjadi dua unitd an penambahan area taman bermain anak atau kids zone, dan beautifikasi area terminal penumpang. 

Untuk di Bandara Zainuddin Abdul Madjid Lombok dilakukan pengembangan terminal yang sebelumnya memiliki luasan terminal sebesar 24.123 meter peraegi dengan daya tampung sebanyak 3,2 juta penumpang per tahun menjadi seluas 43.501 meter persegi dan dapat menampung sebanyak tujuh juta penumpang per tahun. Lalu juga dilakukan penambahan boarding gate dari lima unit menjadi tujuh unit. 

Sementara di Bandara Sam Ratulangi Manado dilakukan pengembangan terminal yang sebelumnya memiliki luasan sebesar 25.956 meter persegi dengan daya tampung 2,6 juta penumpang per tahun menjadi seluas 59.049 meter peraegi dan dapat menampung sebanyak 5,7 juta penumpang per tahun. Selain itu juga penambahan baggage claim dari tiga unit menjadi lima unit. 

Lalu untuk Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin dilakukan pengembangan terminal bandara yang sebelumnya memiliki luasan terminal sebesar 11.947 meter persegi dengan daya tampung 1,5 juta penumpang per tahun,m menjadi seluas 77.569 meter peraehi dan dapat menampung sebanyak 7 juta penumpang per tahun. Begitu juga dengan penambahan fasilitas baggage claim di terminal internasional. 

Untuk di Bandara Frans Kaisiepo Biak dilakukan pengembangan terminal yang sebelumnya memiliki luas 2.308 meter persegi menjadi seluas 2.997 persegi. Selain itu juga penambahan jumlah kursi ruang tunggu penumpang dari 150 kursi menjadi 259 kursi, penambahan jumlah toilet dari tiga unit menjadi empat unit.

Sementara di Bandara Sentani Jayapura dilakukan beautifikasi area terminal penumpang. Selain itu juga dilakukan peningkatan fasilitas seperti internet corner, reading corner, kids zone, dan self check-in counter.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement