Sabtu 23 Jul 2022 09:36 WIB

Pujian dari Delegasi DEWG G20 untuk Keindahan Labuan Bajo

Delegasi DEWG G20 menilai kearifan lokal sudah ditampilkan sejak awal kedatangan.

Sejumlah delegasi berbincang disela waktu istirahat saat mengikuti Pertemuan Ketiga Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 pada hari kedua di Labuan Bajo, NTT, Kamis (21/7/2022). DEWG Presidensi G20 mengangkat tiga isu prioritas yakni konektivitas dan pemulihan pascapandemi COVID-19, keterampilan digital dan literasi digital, serta aliran data lintas batas dan aliran data bebas dengan kepercayaan (cross border data flow and data free flow with trust).
Foto: ANTARA/Indrianto Eko Suwarso
Sejumlah delegasi berbincang disela waktu istirahat saat mengikuti Pertemuan Ketiga Digital Economy Working Group (DEWG) Presidensi G20 pada hari kedua di Labuan Bajo, NTT, Kamis (21/7/2022). DEWG Presidensi G20 mengangkat tiga isu prioritas yakni konektivitas dan pemulihan pascapandemi COVID-19, keterampilan digital dan literasi digital, serta aliran data lintas batas dan aliran data bebas dengan kepercayaan (cross border data flow and data free flow with trust).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delegasi asal Belanda memuji Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang menjadi lokasi Pertemuan Ketiga Kelompok Kerja Ekonomi Digital atau 3rd Meeting Digital Economy Working Group (DEWG) G20. Labuan Bajo dinilai memiliki kuliner dan budaya yang unik serta pemandangan alam yang indah.

"Labuan Bajo memiliki atmosfer unik dan mengesankan yang mendukung penyelenggaraan DEWG G20. Sehingga, membuat para delegasi nyaman mengikuti pembahasan agenda hingga akhir pertemuan," kata Delegasi Belanda Bart Van Horck dikutip dari siaran pers Kementerian Komunikasi dan Informatika, Sabtu (23/7/2022).

Baca Juga

Menurut Van Horck, Indonesia bisa memformulasikan berbagai sektor dari mulai kuliner, budaya, hingga pariwisata dalam satu kearifan lokal (local widom) di NTT, khususnya sebagai tempat pelaksanaan pertemuan DEWG ketiga. Ia pun melihat sendiri bagaimana kearifan lokal sudah ditampilkan sejak kedatangan delegasi. Mulai dari pembukaan, hingga pelaksanaan agenda sidang.

Dirinya berharap hingga selesai pertemuan nanti, masih akan disajikan banyak keunikan dan keragaman budaya Indonesia."Kegiatan dibuka dengan lagu yang diiringi oleh alat musik Sasando khas dari NTT. Unik sekali. Kami sangat menikmati," ujarnya.

Menurut Van Horck, sajian kuliner atau makanan khas Indonesia membuat dirinya dan delegasi lain bisa merasakan cita rasa yang berbeda. Hal ini diakuinya menjadi pengalaman yang tidak akan ia lupakan.

"Ada kue gambus, kopi tuk, sampai makanan laut segar dengan olahan bumbu khas NTT, itu perpaduan yang sangat indah, menjadi spesial di DEWG G20," katanya lagi.

Van Horck dan rekannya Inggrid Zondervan juga mengaku ketagihan dengan cita rasa kopi tuk khas Manggarai Barat. Bart Van Horck pun berjanji akan merekomendasikan Labuan Bajo, kepada seluruh teman sejawatnya di Belanda sebagai tujuan wisata saat liburan.

Pertemuan ketiga DEWG yang digelar pada 20-22 Juli 2022 itu, dihadiri 20 delegasi negara-negara G20. Sebanyak delegasi 17 negara hadir secara fisik di Hotel Meruorah dan 3 delegasi menghadiri secara virtual. Hadir pula dua negara undangan serta tiga organisasi internasional, yakni International Telecommunication Union (ITU), United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP), dan United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD). Termasuk perwakilan kampus perguruan tinggi nasional, yakni Universitas Padjajaran, Universitas Indonesia, dan Universitas Gadjah Mada.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement