Selasa 26 Jul 2022 19:20 WIB

Catat! Hujan Meteor Hiasi Langit Malam Jelang Tahun Baru Islam

Akhir bulan ini terjadi hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Hujan meteor (ilustrasi).
Foto: ist
Hujan meteor (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan hujan meteor akan terjadi pada akhir Juli tepatnya pada 29-31 Juli 2022. Hujan meteor merupakan fenomena astronomi tahunan yang terjadi ketika sejumlah meteor tampak meluncur silih berganti dari titik tertentu di langit.

Peneliti utama BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan meteor tampak seperti bintang jatuh atau bintang berpindah. Meteor adalah batuan atau debu antar planet yang memasuki atmosfer lalu terbakar karena gesekan atmosfer.

Baca Juga

Thomas menyebut akan terjadi fenomena hujan meteor Alpha-Capricornids dan Delta-Aquariids. Dua hujan meteor tersebut terjadi di langit selatan sehingga cocok diamati dari Indonesia.

“Hujan meteor Alpha-Capricornids bisa diamati pada 30 – 31 Juli 2022 mulai pukul 20.00 WIB di ufuk timur. Namun, waktu terbaik adalah setelah lewat tengah malam di arah langit selatan. Diperkirakan ada sekitar 5 meteor per jam yang tampak melintas di langit,” kata Thomas dalam keterangannya di situs BRIN, dikutip Republika.co.id, Selasa (26/7/2022).

Dia melanjutkan hujan meteor itu berasal dari gugusan debu komet 169P/NEAT yang berpapasan dengan bumi. Debu-debu komet yang berukuran kecil memasuki atmosfer bumi lalu terbakar menampakkan seperti bintang jatuh.

“Meskipun jumlah meteornya sedikit, kadang-kadang hujan meteor ini menampakkan meteor terang dari sisa-sisa komet yang berukuran lebih besar,” ujarnya.

Sementara itu, pada 29-30 Juli akan terjadi hujan meteor Delta Aquariids yang dapat diamati mulai pukul 23.00 WIB di ufuk timur. Puncaknya sekitar pukul 02.00 WIB di langit selatan.

“Hujan meteor ini menampilkan belasan meteor per jam. Debu-debu komet 96P/Machholz diduga menjadi sumber hujan meteor ini,” ucap dia.

Thomas menambahkan gabungan dua hujan meteor di langit selatan menjadi daya tarik bagi pengamat langit di Indonesia. Mereka berharap agar terjadi kondisi kemarau dan tanpa gangguan cahaya supaya membuat pengamatan hujan meteor lebih menarik.

Bagi Anda yang ingin mengamati fenomena unik ini, Anda bisa melihatnya tanpa bantuan alat. Thomas menyarankan agar memilih lokasi pengamatan yang minim gangguan cahaya lampu dan medan pandang ke langit selatan tidak terganggu pohon atau bangunan.

“Berbahayakah hujan meteor ini? Sama sekali tidak berbahaya. Debu-debu sisa komet habis terbakar pada ketinggian di atas 80 km,” tambahnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement