Rabu 27 Jul 2022 12:22 WIB

Dorong Kemandirian Energi Indonesia, Wapres: Produksi Migas Perlu Ditingkatkan

Pada 2030, target lifting minyak 1 juta bph dan gas 12 juta standar kaki kubik.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Nidia Zuraya
Ladang pengeboran migas (ilustrasi)
Foto: AP PHOTO
Ladang pengeboran migas (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong kemandirian energi melalui peningkatan produksi migas Indonesia. Wapres menilai kemandirian sektor energi Indonesia saat ini menjadi pekerjaan rumah besar di tengah ancaman krisis energi secara global.

"Kita (harus) mampu memperkuat atau membangun kemandirian energi. Apalagi diperkirakan sangat kuat akan terjadi krisis energi, terutama menghadapi tahun 2023 baik akibat geopolitik perang Rusia-Ukraina maupun juga dari perubahan iklim," kata Wapres saat menghadiri acara Forum Kapasitas Nasional II Tahun 2022 di JCC Senayan, Rabu (27/7/2022).

Baca Juga

Dalam Forum Kapasitas Nasional II Tahun 2022 itu, Wapres mendorong peningkatan industri hulu migas melalui ekplorasi migas. Sebab, potensi hulu migas di Indonesia sangat besar.

Dia mengatakan, potensi migas yang sangat besar ini menjadi motor penggerak utama perekonomian nasional. Berdasarkan laporan pengadaan tahun 2020 hingga Maret 2022, industri migas telah berkontribusi sebesar Rp143,6 triliun terhadap bidang usaha industri lainnya, seperti kontribusi pada industri penunjang migas, sektor ketenagakerjaan, usaha menengah/usaha kecil, transportasi, pariwisata, kesehatan, dan lain sebagainya.

Selain itu, kontribusi industri migas terhadap industri lainnya akan sangat bermanfaat bagi peningkatan kapasitas nasional."Harus terus ditingkatkan karena multiplier effectnya besar sekali terhadap hal yang lain. Selain juga menjadi sebagai memberikan pendapatan negara," ujar Wapres.

Dia menambahkan, untuk meningkatkan kapasitas nasional di sektor migas dan sektor lainnya, pemanfaatan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) pada industri migas harus semakin dioptimalkan. "Yang kita perlukan adalah menumbuhkan banyak pengusaha, pelaku usaha yang bisa terus mendorong, sebenarnya kita punya beberapa titik yg bisa diekplorasi, tinggal hanya menunggu waktu supaya kita mampu memperkuat atau membangun kemandirian energi," ujarnya.

Terlebih, menghadapi kondisi pasokan energi dunia yang tidak normal, krisis iklim, perang, maupun ancaman stagflasi yang dikhawatirkan menghambat upaya pemulihan ekonomi global.

Karena itu, Wapres mendukung upaya Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk mewujudkan target lifting minyak  1 juta barel per hari dan gas 12 juta standar kaki kubik pada tahun 2030. Menurutnya, target ini upaya memenuhi kebutuhan migas dalam negeri, sekaligus mengurangi current account defisit (CAD) pada sektor migas.

Di samping itu, dia mengatakan realisasi investasi sektor hulu migas tahun ini memang belum optimal. Berdasarkan data SKK Migas, hingga semester I 2022 realisasi investasi sektor hulu migas baru mencapai 4,8 miliar dolar AS atau 36 persen dari target investasi tahun ini sebesar 13,2 miliar dolar AS.

"Untuk mendorong peningkatan investasi hulu migas, saya minta agar Menteri ESDM dan juga Menteri Investasi merumuskan langkah-langkah yang dapat memberikan daya tarik fiskal bagi investor," kata Wapres.

"Harga minyak dunia sudah menyentuh 117 dolar AS per barel dan harga gas 90 dolar AS per MMBTU, sehingga saat ini merupakan momentum terbaik untuk menarik investasi asing di hulu migas. Apabila ada perizinan yang menghambat, agar dipangkas," tambah dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement