REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI–Uni Emirat Arab akan segera menjadi negara Arab pertama yang mengirim astronaut ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Astronaut bernama Sultan Al Neyadi akan lakukan misi luar angkasa selama enam bulan lamanya.
“Saya bangga mengucapkan selamat kepada Sultan Al Neyadi karena terpilih sebagai astronaut Arab pertama yang menghabiskan enam bulan di Stasiun Luar Angkasa Internasional sebagai bagian dari misi yang akan dimulai pada 2023. Ini tonggak bersejarah dibangun di atas fondasi yang kuat dari program luar angkasa Uni Emirat Arab yang sedang berkembang," kata Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan di Twitter.
Ucapan selamat juga dituliskan Wakil Presiden dan Perdana Menteri Uni Emirat Arab dan penguasa Dubai, Syekh Mohammed bin Rashid Al Maktoum." Orang-orang muda kami telah membuat kami merasa sangat bangga," katanya.
Dilansir dari Gulf News, Senin (25/7/2022), Al Neyadi dipilih sendiri dari sekelompok astronaut Emirat di Mohammed bin Rashid Space Center (MBRSC) di Dubai.
Pada April, Uni Emirat Arab mendapatkan misi enam bulan ke ISS untuk astronaut Emirat, setelah membeli kursi di roket SpaceX dari perusahaan swasta Axiom Space.
Pengumuman tersebut menyusul kesepakatan yang ditandatangani antara MBRSC dan Axiom Space di kedutaan Uni Emirat Arab di Washington. MBRSC kemudian mengatakan perkembangan itu menandai "misi luar angkasa jangka panjang Arab pertama."
Astronaut Al Neyadi akan menjadi bagian dari misi SpaceX Crew-6 yang dijadwalkan diluncurkan pada paruh pertama 2023 dari Kennedy Space Center Florida di Amerika Serikat.
Tahun lalu, Uni Emirat Arab membuat sejarah dengan Hope Probe tak berawak ke Mars dengan menjadi negara Arab pertama dan kelima secara global yang mencapai Planet Merah.
Misi tersebut telah menemukan jenis aurora baru di Mars, menantang pemahaman para ilmuwan tentang planet ini, yang dianggap tidak memiliki aurora sama sekali.
Uni Emirat Arab juga memiliki rencana untuk melakukan pendaratan di bulan pada tahun 2024 sebagai bagian dari proyek senilai Rp 1,4 triliun yang bekerja sama dengan Israel.
Proyek ini merupakan hasil dari perjanjian yang ditandatangani antara perusahaan luar angkasa Israel SpaceIL dan Uni Emirat Arab dan akan menjadi pendaratan ganda pertama di bulan dalam sejarah eksplorasi ruang angkasa.