Kamis 28 Jul 2022 22:31 WIB

BTPN Syariah Raih Laba Bersih Rp 856 Miliar pada Semester I 2022

Laba bersih BTPN Syariah pada semester I 2022 tumbuh 11 persen secara tahunan (yoy).

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Logo BTPN Syariah. PT Bank BTPN Syariah Tbk meraih laba bersih Rp 856 miliar pada semester I 2022, tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 769,9 miliar.
Foto: Facebook BTPN Syariah
Logo BTPN Syariah. PT Bank BTPN Syariah Tbk meraih laba bersih Rp 856 miliar pada semester I 2022, tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 769,9 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BTPN Syariah Tbk meraih laba bersih Rp 856 miliar pada semester I 2022, tumbuh 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 769,9 miliar.

Direktur Utama BTPN Syariah Hadi Wibowo mengatakan, aspirasi yang dicanangkan bank untuk membangun ekosistem digital syariah beberapa tahun lalu kini mulai memberikan dampak nyata ke nasabah dan juga bank. "Tidak hanya memudahkan bank dalam melayani mereka, namun berbagai inovasi ini telah memberikan nilai tambah bagi nasabah kami yang mulai naik kelas, serta turut berdampak bagi masyarakat sekitar nasabah atau beyond business," ujar Hadi dalam keterangan di Jakarta, Kamis (28/7/2022).

Baca Juga

Menurut Hadi, implementasi yang dilakukan oleh perseroan tersebut membawa pertumbuhan yang positif dan terjaga terhadap kinerja keuangan bank. Hingga 30 Juni 2022, bank telah mencapai total aset Rp 20,2 triliun dan pembiayaan Rp 11,1 triliun atau meningkat masing-masing 16 persen dan 11 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 17,4 triliun dan Rp10 triliun.

Pertumbuhan pembiayaan itu disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari Non Performing Financing (NPF) di bawah ketentuan regulator yaitu di level 2,54 persen (gross) dan 0,19 persen (nett). Bank juga tercatat masih memiliki rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) yang kuat di level 48 persen, jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah. Adapun, dana pihak ketiga (DPK) juga dijaga di level yang efisien pada Rp 11,9 triliun.

Berangkat dari kebutuhan akses pasar yang dibutuhkan oleh masyarakat inklusi, emiten berkode saham BTPS itu juga melihat perlunya berkolaborasi untuk memperluas akses pasar dan menjangkau akses persediaan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membentuk BTPN Syariah Venture Capital (VC). Melalui anak usahanya itu, perseroan akan lebih mudah berkolaborasi dengan partner-partner strategis yang memiliki semangat yang sama dalam membesarkan ekosistem digital bagi masyarakat inklusi ke depannya.

Sebagai implementasinya, pendanaan perdana jatuh kepada Dagangan, platform e-commerce yang menyediakan berbagai kebutuhan rumah tangga di kota tier 3-4 di pedesaan. Dengan kehadiran Dagangan, para nasabah BTPN Syariah yang telah melek teknologi lebih dulu (disebut Mitra Tepat) dapat mengakses kebutuhan persediaan dan menjual produk mereka di aplikasi Warung Tepat yang telah terafiliasi dengan Dagangan.

"Ini adalah bagian dari langkah-langkah Bank untuk semakin relevan dengan kebutuhan nasabah sesuai aspirasi bank untuk menciptakan sharia digital ecosystem for unbanked," pungkas Hadi.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement