Sabtu 30 Jul 2022 09:33 WIB

Korea Utara Laporkan Nihil Kasus Covid-19 Baru

Korea Utara laporkan tidak ada kasus Covid-19 baru hingga Sabtu (30/7/2022).

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nora Azizah
Pejalan kaki menyeberang jalan dengan payung di Mirae Scientist St. untuk memblokir panas di Pyongyang, Korea Utara.
Foto: AP Photo/Jon Chol Jin
Pejalan kaki menyeberang jalan dengan payung di Mirae Scientist St. untuk memblokir panas di Pyongyang, Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Korea Utara melaporkan tidak ada kasus Covid-19 baru pada Sabtu (30/7/2022), dilansir reuters. Laporan ini pertama kali Pyongyang tidak memiliki tambahan kasus sejak pengakuannya tentang wabah Covid-19 pada pertengahan Mei.

Kantor berita resmi pemerintah Korea Utara KCNA mengatakan, pasukan perawatan bergerak cepat masih dalam siaga tinggi dan upaya sedang dilakukan untuk mendeteksi dan membasmi epidemi sampai pasien terakhir pulih sepenuhnya. Media pemerintah mengatakan, 204 pasien demam sedang dalam perawatan pada Jumat.

Baca Juga

Korea Utara awal bulan ini mengatakan, telah berada di jalur untuk akhirnya meredakan krisis virus korona pertama yang diumumkan secara publik. KCNA mengatakan, 99,99 persen dari 4,77 juta pasien demam sejak akhir April telah pulih sepenuhnya, tetapi karena kurangnya pengujian, mereka belum merilis angka orang yang dites positif terkena virus korona.

Para ahli penyakit menular meragukan klaim kemajuan Korea Utara. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bulan lalu mengatakan, yakin situasinya semakin buruk, bukan lebih baik, di tengah tidak adanya data independen.

Laporan terbaru Korea Utara tentang jumlah kematian di antara pasien demam mencapai 74 pada 5 Juli. Namun profesor di sekolah kedokteran Hanyang University di Seoul Shin Young-jeon mengatakan, angka kematian yang rendah seperti itu hampir mustahil.

"Ini bisa disebabkan oleh kombinasi dari kurangnya kapasitas pengujian, masalah penghitungan mengingat fakta bahwa orang tua memiliki peluang lebih tinggi untuk meninggal akibat Covid-19 sebagian besar dari rumah, dan alasan politik bahwa kepemimpinan tidak ingin mempublikasikan jumlah kematian yang besar," tulisnya dalam analisis yang dirilis pada Jumat (29/7/2022).

Shin mengatakan, mungkin ada hingga 50.000 kematian. Perkiraan ini mengingat jumlah kasus demam, tingkat kematian umum yang dilaporkan di tempat lain, dan kemungkinan kasus yang tidak dilaporkan.

Terlepas dari klaim nol kasus baru, Korea Utara kemungkinan akan mempertahankan pengawasan sosial yang ketat. Aturan ini telah diberlakukan sebagian dengan menggunakan pandemi sebagai dalih selama sistem pencegahan epidemi darurat maksimum ada.

Korea Utara menyalahkan wabah Covid-19 pada hal-hal asing di dekat perbatasannya dengan Korea Selatan. Pemerintah mendesak rakyatnya untuk menghindari apa pun yang datang dari luar.

"Karena media pemerintah juga telah berbicara tentang varian, apakah atau kapan mereka akan melonggarkan aturan virus dan mencabut penguncian perbatasan masih harus dilihat,” kata pejabat di kementerian Unifikasi Korea Selatan yang menangani urusan antar-Korea.

Kemungkinan deklarasi kemenangan Pyongyang melawan Covid-19 dapat menjadi awal untuk memulihkan perdagangan yang telah lama terhambat oleh pandemi. Volume perdagangan anjlok 17,3 persen menjadi 710 juta dolar AS tahun lalu di tengah penutupan perbatasan yang ketat.

Korea Utara untuk sementara memulai kembali operasi kereta barang dengan Cina awal tahun ini. Namun menangguhkannya lagi pada April karena meningkatnya kekhawatiran akan penyebaran virus korona.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement