REPUBLIKA.CO.ID., BELGRADE -- Kosovo mengumumkan pada Ahad (31/7/2022) bahwa tidak ada informasi resmi bahwa ada warga atau petugas polisi yang terluka dalam dugaan konflik antara polisi Kosovo dan Tentara Serbia.
"Kami menghimbau kepada seluruh warga dan media untuk tidak terjerumus pada berita palsu yang cenderung mengacaukan situasi dan membuat panik," kata polisi Kosovo dalam sebuah pernyataan.
"Berdasarkan informasi resmi sejauh ini, penghalang jalan terus didirikan di beberapa lokasi di utara Mitrovica ke arah penyeberangan perbatasan Jarinje dan Brnjak (dengan Serbia), yang ditutup untuk lalu lintas," tambah pernyataan itu.
Ketegangan antara Serbia dan Kosovo meningkat pada Ahad (31/7/2022) menjelang undang-undang baru Kosovo yang mulai berlaku Senin (1/8/2022) yang mewajibkan semua orang, termasuk orang Serbia yang tinggal di Kosovo, untuk memiliki kartu identitas dan plat Kosovo.
Menurut media lokal, sirene serangan udara terdengar di dekat perbatasan Kosovo-Serbia saat Kosovo akan membatasi penyeberangan perbatasan. Presiden Serbia Aleksandar Vucic diperkirakan akan berpidato di depan publik.
Kosovo, yang sebagian besar dihuni oleh warga Albania, memisahkan diri dari Serbia pada tahun 1999 dan mendeklarasikan kemerdekaan pada 2008. Kosovo diakui oleh lebih dari 100 negara, termasuk AS, Inggris, Prancis, Jerman, dan Turki. Namun, Serbia tidak mengakui hal ini dan terus mengklaim wilayah tersebut.