Selasa 02 Aug 2022 06:51 WIB

BIAN di Jabar Targetkan 3,4 Juta Balita Diimunisasi Campak Rubella

Jadikan imunisasi pada anak sebagai investasi untuk anak.

Balita mendapat vaksin imunisasi polio pada realisasi program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di posyandu.
Foto: ANTARA/Irwansyah Putra
Balita mendapat vaksin imunisasi polio pada realisasi program Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di posyandu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemprov Jabar menargetkan 3,4 juta balita mendapatkan imunisasi campak rubella selama pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) 2022 pada Agustus 2022. Pemerintah menyediakan vaksin campak rubella untuk anak usia 9-59 bulan dan 12-59 bulan untuk mendapatkan Imunisasi Kejar (OPV/polio tetes) , IPV (polio injeksi), Pentabio (DPT-HB-Hib).

"Untuk imunisasi kejar menargetkan 4,09 juta balita dan imunisasi dasar ada enam daerah jadi prioritas, yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Bogor, dan Kota Bandung. Sementara untuk imunisasi kejar ada 17 kota/kabupaten yang menjadi prioritas tinggi dan 10 masuk prioritas medium," kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pemprov Jawa Barat (Jabar) Dewi Sartika, Senin, (1/8/2022).

Dikatakannya, Imunisasi Dasar dan Imunisasi Kejar tersebut dapat diperoleh di rumah sakit, Puskesmas, sekolah, pesantren, PAUD, dan kelompok bermain di 27 kota/kabupaten di Jabar. "Kami harap capaiannya bisa seperti tahun 2017, ketika capaian imunisasi saat itu mencapai 95 persen," ujar Dewi.

Dewi mengatakan, sejumlah upaya dilakukan oleh Pemprov Jabar mulai dari sosialisasi yang telah dilaksanakan sejak tiga bulan lalu menggunakan segala platform. Namun, kesuksesan BIAN tidak bisa dicapai oleh pemerintah sendirian.Dengan skema pentahelix atau melibatkan akademisi, pengusaha, komunitas, dan media didorong untuk menyukseskan BIAN 2022 di Jabar. 

"Kami kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait, mulai dari persiapan untuk imunisasi. Kemudian, dengan swasta, komunitas kabupaten/kota, PKK, karang taruna, dan Pramuka," katanya.

Tak hanya itu, pihaknya dengan pemerintah daerah bekerja sama dalam mempersiapkan sarana dan prasarana. Pemerintah juga berkoordinasi dengan perguruan tinggi dan Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KOMDA KIPI) Jabar.

Dewi mengatakan, sosialisasi terus digencarkan terutama untuk menangkal atau mengantisipasi adanya hoaks terkait imunisasi di tengah masyarakat. Sehingga, menurunkan minat warga untuk membawa anaknya ke tempat imunisasi.

Terkait vaksin yang digunakan pada BIAN 2022, dipastikan aman dan halal, sehingga jangan ragu untuk memberikan imunisasi pada balita. "Kami pastikan, tadi kami Rakor dengan Bu Atalia selaku tim penggerak PKK, Posyandu dan Dinas Pendidikan, karena sekolah jadi tempat imunisasi dan bermitra sama perusahaan agar tempat imunisasi dibuat menyenangkan. Poinnya adalah tempat imunisasi tidak membuat segan orang tua, jadi orang tuanya nyaman, anak-anaknya suka," ujar dia.

Dewi berpesan vaksin yang diberikan pada BIAN 2020 aman dan halal, sehingga jangan ada keraguan orang tua untuk mengantarkan anaknya ke tempat imunisasi. Jadikan imunisasi pada anak sebagai investasi untuk anak.

"Investasi bukan emas atau rumah saja. Anak yang luar biasa, anak jadi sehat cerdas itu juga investasi. Anak sehat jadi generasi penerus dan mandiri," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement