REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker paru dikenal sebagai salah satu jenis kanker yang paling mematikan. Namun, mengenali gejala dan mengobati kanker paru lebih dini dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan serta harapan hidup pasien.
National Health Service (NHS) mengungkapkan, sebagian besar gejala kanker paru bisa dilihat dari dua hal. Kedua hal tersebut adalah cara bernapas dan efektivitas bernapas.
Selain itu, NHS juga mengungkapkan, ada dua gejala kanker paru yang paling sering terlihat. Kedua gejala tersebut adalah terus-menerus batuk dan/atau sesak napas.
Beberapa gejala lain seperti infeksi dada berulang dan batuk berdarah juga bisa dialami oleh penderita kanker paru. Kanker paru juga dapat memunculkan gejala seperti rasa sakit atau nyeri ketika bernapas atau batuk, rasa lelah dan kurang energi yang persisten, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan yang tak diketahui sebabnya.
"Jadi, bila Anda terus-menerus batuk atau sesak napas, jangan mengabaikannya atau berasumsi bahwa itu disebabkan oleh hal lain, tolong segera berkonsultasi dengan dokter dan memeriksakan (gejalanya)," ujar ahli onkologi Profesor Peter Johnson, seperti dilansir Express, Selasa (2/8/2022).
Tentu, tidak semua gejala sesak napas dan batuk yang terus-menerus berkaitan dengan kanker paru. Kedua keluhan tersebut juga bisa dipicu oleh beberapa masalah lain. Akan tetapi, kewaspadaan akan gejala bisa membantu pasien kanker paru mendapatkan pengobatan lebih cepat.
"Semakin dini Anda menemukan kanker, semakin baik kemungkinan bertahan hidup," jelas Sekretaris Negara untuk Kesehatan dan Layanan Sosial Inggris, Steve Barclay.
Kanker paru merupakan jenis kanker terbanyak kedua di dunia pada 2020, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada tahun tersebut, WHO mengungkapkan bahwa ada penambahan sekitar 2,2 juta kasus kanker paru baru. Ironisnya, sekitar 79 kasus kanker paru sebenarnya bisa dicegah.
Selain itu, kanker paru juga merupakan kanker yang paling banyak menyebabkan kematian. Pada 2020, ada sekitar 1,8 juta kasus kematian di dunia yang terjadi akibat kanker paru.
NHS mengungkapkan, kanker paru lebih banyak ditemukan pada kelompok usia tua, dan cukup jarang ditemukan pada kelompok usia di bawah 40 tahun. Selain itu, kebiasaan merokok juga merupakan penyebab tersering dari terjadinya kanker paru.
Memang, orang-orang yang tidak pernah merokok juga bisa mengidap kanker paru. Akan tetapi, sekitar 72 persen kasus kanker paru berkaitan dengan kebiasaan merokok menurut NHS. Hal ini berkaitan dengan banyaknya zat kimia toksik yang terhirup ketika seseorang merokok.
Ada beberapa jenis terapi pengobatan yang bisa diberikan kepada pasien kanker paru. Sebagian di antaranya adalah operasi, radioterapi, terapi target, serta kemoterapi. Jenis terapi yang akan diberikan kepada pasien akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.