Senin 08 Aug 2022 16:17 WIB

Kuasai Pertanian Kopi, Astra dan Universitas Jember Dampingi Sekolah Kopi Raisa

Petani kopi bondowoso harus menyasar penjualan skala ritel dan berorientasi eksport.

Red: Agus Yulianto
Sekolah kopi ini merupakan badan usaha milik desa (BUMDes) yang dibiayai oleh PT Astra serta didampingi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Jember.
Foto: Istimewa
Sekolah kopi ini merupakan badan usaha milik desa (BUMDes) yang dibiayai oleh PT Astra serta didampingi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Jember.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertanian kopi di Bondowoso diharapkan mampu memberi nilai ekonomi yang sangat besar untuk masyarakat. Salah satunya dengan dioptimalkannya pemanfaatan dari hulu hingga hilir.

Hal ini disampaikan Staf Ahli Bidang Hubungan Antar Lembaga, Kementerian Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal, Samsul Widodo, saat menghadiri peresmian Sekolah Kopi Raisa (Raung Ijen Sumberwringin Agropolitan, di lereng Ijen Raung, Kecamatan Sumberwringin, Kabupaten Bondowoso, Ahad (7/8/2022). Sekolah kopi ini merupakan badan usaha milik desa (BUMDes) yang dibiayai oleh PT Astra serta didampingi oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Negeri Jember

"Kami ingin sekolah kopi ini bisa menguasai dari hulu sampai hilir," kata dia, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Senin (8/8/2022). 

Samsul menjelaskan, Bondowoso memiliki potensi kopi yang besar. Terlebih, dengan hadirnya Astra dan Universitas Negeri Jember menjadikan semangat Bondowoso Republik Kopi hidup kembali.

"Jadi bisa menghasilkan wirausaha yang bergerak di bidang kopi, tapi tak hanya produksi, tapi prosesing dan di hilirnya," ujarnya.

Dia mencontohkan, pada sektor hulu, petani kopi bondowoso harus juga mampu menyasar penjualan skala ritel dan berorientasi ekspor. "Kami berharap petani bisa ekspor. Tak harus (menjual skala) kontainer, tapi ritel. Jadi jika ada cafe di Inggris pesan 30 kg, atau 300 kg petani bisa mengirimkan," ucapnya.

Tak hanya itu, dia juga berharap, dengan adanya Sekolah Kopi Raisa ini akan lahir barista handal asal Sumberwringin, Bondowoso. "Kami ingin betul sekolah kopi ini menghasilkan barista bersertifikat," katanya.

Tak hanya itu, dia juga berharap daerah ini menjadi lokasi kunjungan wisata terkait kopi. "Nanti tumbuh homestay-homestay. Berharap mereka latihan di sini, belajar ke kebun, dan mendapat sertifikasi (barista) di sini," katanya.

Rektor Universitas Jember Iwan Taruna berharap, Sekola Kopi Raisa mampu meningkatkan kapasitas petani kopi lokal. "Ini kopi rakyat, agar memiliki kapasitas lebih baik. Kalau prosesnya meningkat, akan menghasilkan mutu kopi yang lebih baik," katanya.

Terlebih, dia menilai, pasar internasional sangat mengutamakan kopi berkualitas. "Kalau mutunya meningkat dan sesuai kebutuhan pasar, maka akan lebih luas menjualnya, tak hanya di Indonesia," katanya.

Oleh karena itu, Iwan memastikan, pihaknya akan optimal dalam mendampingi Sekolah Kopi Raisa ini. "Ini sesuatu yang sangat penting untuk perkembangan kopi di Indonesia. Mudah-mudahan sekolah kopi ini bisa memberikan manfaat," katanya.

Head of CSR Astra, Bima Krida Pamungkas, menjelaskan, pembiayannya terhadap Sekolah Kopi Raisa ini merupakan bagian dari program Desa Sejahtera Astra (DSA). Selain memjadi produsen kopi, menurutnya, DSA di Bondowoso pun masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Ini buah kerja nyata dari kepala desa, BUMDes, dan seluruh unsur desa lainnya. Kami akan tetap mendampingi. Di tahun ke tiga, kita kembangkan pertanian organik," katanya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, berterima kasih kepada pihak-pihak yang sudah mendampingi desa. "Selamat dan terima kasih Astra sudah jadi mitra desa kami," katanya.

Wakil Bupati Bondowoso Irwan Bachtiar Rachmat merasa bersyukur atas raihan tersebut. "Semoga bisa membawa keberkahan untuk Bondowoso," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement