REPUBLIKA.CO.ID, PARIAMAN -- Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatra Barat, mengerahkan sekitar 50 personel Dinas Perhubungan (Dishub). Hal ini dilakukan untuk melancarkan arus lalu lintas selama pelaksanaan prosesi dalam Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2022 yang dilaksanakan dari 30 Juli sampai dengan 14 Agustus.
"Setiap pelaksanaan prosesi tabuik kami mengerahkan personel guna mengatur lalu lintas mulai dari 'maambiak tanah' (mengambil tanah) sampai nanti penutupan pada 14 Agustus," kata Kepala Dishub Kota Pariaman Afwandi di Pariaman, Senin (8/8/2022).
Namun, kata dia, pada akhir pelaksanaan Tabuik pihaknya akan mengerahkan personel jauh lebih banyak dengan bekerjasama dengan Satuan Lalu Lintas Polres Pariaman. Ia menyebutkan, setidaknya jumlah personel yang dikerahkan di akhir pelaksanaan Pesona Budaya Hoyak Tabuik lebih dari 100 orang.
Hal tersebut karena diprediksi wisatawan akan banyak datang ke Pariaman untuk melihat kegiatan budaya itu sehingga memicu kemacetan. "Apalagi Tabuik sudah dua tahun in tidak dilaksanakan sehingga kemungkinan tahun ini banyak wisatawan akan datang," kata Afwandi.
Kepala Dishub Kota Pariaman juga mengatakan pengaturan lalu lintas tersebut diperlukan karena sebagian besar prosesi menggunakan jalan raya tidak saja yang bersifat arak-arakan namun juga pertemuan antara kedua kelompok tabuik yaitu pada prosesi 'basalisiah' atau berselisih. "Personel selalu kami turunkan baik prosesinya dilaksanakan pagi, siang, sore maupun malam," ujar Afwandi.
Sebelumnya, 'maambiak tanah' atau mengambil tanah yang dilaksanakan pada 1 Muharram yang jatuh pada 30 Juli 2022 mengawali prosesi pembuatan tabuik pada pelaksanaan Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman yang dilaksanakan di Kota Pariaman, Sumatra Barat. "Pengambilan tanah bermakna manusia itu berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah," kata salah seorang tuo tabuik Subarang Nasrun Jon di Pariaman.
Untuk kelompok Tabuik Subarang prosesi 'maambiak tanah', lanjutnya, dilaksanakan sebelum waktu magrib di sungai di Desa Pauh Timur. Sedangkan kelompok Tabuik Pasa dilaksanakan di sungai di Kelurahan Alai Gelombang.
Tanah yang diambil tersebut, kata dia, dibawa ke daraga yang merupakan suatu lokasi di rumah tabuik untuk dilakukan proses pembuatan tabuik selanjutnya. Prosesi mengambil tanah dilakukan dengan arak-arakan sekitar ratusan meter dengan berjalan kaki menuju lokasi yang diikuti oleh tuo tabuik dan anak nagari serta disaksikan oleh warga serta pengunjung.