Rabu 10 Aug 2022 05:34 WIB

Rusia Bantu Iran Luncurkan Satelit, Simbol Kerja Sama Hadapi Sanksi Barat

Kerja sama antariksa antara Rusia dan Iran telah membuat AS khawatir

Rep: Dwina Agustin/ Red: Christiyaningsih
Dalam foto yang diambil dari video yang dirilis oleh Roscosmos pada hari Selasa, 9 Agustus 2022, sebuah roket Soyuz Rusia lepas landas untuk membawa satelit Khayyam Iran ke orbit di kosmodrom Baikonur yang disewa Rusia di dekat Baikonur, Kazakhstan. Sebuah roket Rusia telah berhasil meluncurkan satelit Iran ke orbit. Roket Soyuz lepas landas sesuai jadwal pada 08:52 waktu Moskow (0552 GMT) Selasa dari fasilitas peluncuran Baikonur yang disewa Rusia di Kazakhstan.
Foto: Roscosmos via AP
Dalam foto yang diambil dari video yang dirilis oleh Roscosmos pada hari Selasa, 9 Agustus 2022, sebuah roket Soyuz Rusia lepas landas untuk membawa satelit Khayyam Iran ke orbit di kosmodrom Baikonur yang disewa Rusia di dekat Baikonur, Kazakhstan. Sebuah roket Rusia telah berhasil meluncurkan satelit Iran ke orbit. Roket Soyuz lepas landas sesuai jadwal pada 08:52 waktu Moskow (0552 GMT) Selasa dari fasilitas peluncuran Baikonur yang disewa Rusia di Kazakhstan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sebuah roket Rusia yang membawa satelit Iran berhasil diluncurkan ke luar angkasa pada Selasa (9/8/2022). Moskow dan Teheran berusaha untuk membangun hubungan yang lebih dekat dalam menghadapi sanksi Barat.

Satelit penginderaan jauh yang disebut Khayyam diluncurkan oleh roket Soyuz Rusia dari rumah peluncuran ruang angkasa Rusia Baikonur Cosmodrome di Kazakhstan selatan pada pukul 08.52 waktu Rusia. Peluncuran ini disiarkan melalui video yang dibagikan oleh badan antariksa Roscosmos Rusia di YouTube.

Baca Juga

Iran menyangkal klaim bahwa satelit itu dapat digunakan oleh Rusia untuk meningkatkan kemampuan intelijennya di Ukraina. Teheran mengklaim akan memiliki kendali dan operasi penuh atas satelit itu sejak hari pertama. Iran menegaskan satelit itu dirancang untuk penelitian ilmiah termasuk radiasi dan pemantauan lingkungan untuk tujuan pertanian.

Laporan Washington Post pekan lalu menyatakan para pejabat Amerika Serikat (AS)  prihatin dengan kerja sama antariksa yang masih baru antara Rusia dan Iran. Washington khawatir satelit itu tidak hanya membantu Moskow di Kiev, tetapi juga memberikan Teheran kemampuan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memantau target militer potensial di Tel Aviv dan wilayah Timur Tengah yang lebih luas.

Rusia telah berusaha untuk memperdalam hubungannya dengan Iran sejak 24 Februari, ketika Istana Kremlin memerintahkan puluhan ribu tentara ke Ukraina. Pada Juli, Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Iran dalam perjalanan internasional pertamanya di luar bekas negara Uni Soviet sejak dimulainya pengerahan militer Rusia ke Ukraina.

Luar angkasa telah menjadi salah satu bidang dengan AS dan Rusia secara tradisional mempertahankan kerja sama dan ikatan yang kuat meskipun ada ketegangan geopolitik antara kedua negara. Roscosmos dan NASA baru-baru ini menandatangani kesepakatan untuk membawa astronaut satu sama lain ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) Hanya saja, usai kesepakatan itu Moskow mengumumkan kemungkinan keluar dari ISS pada tahap tertentu di masa depan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement