REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada Kamis (11/8/2022), kembali merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi global dan permintaan minyak tahun ini, menyusul revisi penurunan sebelumnya pada Mei.
Aliansi produsen minyak itu mengatakan dalam laporan bulananbahwa ekonomi dunia diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,1 persen pada tahun 2022, dibandingkan dengan perkiraan sebesar 3,5 persen dalam tiga bulan sebelumnya. OPEC menuturkan, pertumbuhan kuartal kedua yang lebih lemah di ekonomi-ekonomi utama dan tren lemah yang diamati di beberapa ekonomi penting.'
Dalam laporan bulanannya untuk Mei, OPEC telah menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi global tahun ini dari 3,9 persen menjadi 3,5 persen. Proyeksi ini dipertahankan hingga Juli.
Risiko yang dihadapi ekonomi dunia termasuk ketegangan geopolitik dan masalah rantai pasokan yang sedang berlangsung, pandemi Covid-19 yang berkelanjutan, kenaikan inflasi, tingkat utang negara yang tinggi di banyak kawasan, dan perkiraan pengetatan moneter oleh bank sentral di Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan zona euro.
Kelompok produsen minyak itu juga memperkirakan bahwa permintaan minyak global akan mencapai rata-rata sekitar 100 juta barel per hari (bph), turun dari perkiraan bulan sebelumnya sebesar 100,3 juta barel per hari.
Perkiraan permintaan minyak yang direvisi disebabkan oleh "perkiraan kebangkitan pembatasan Covid-19 dan ketidakpastian geopolitik yang sedang berlangsung" pada paruh kedua tahun ini.
Menurut laporan OPEC Agustus, beberapa anggotanya terus berjuang untuk memenuhi kuota produksi bulanan mereka. Nigeria dan Angola turun secara signifikan di belakang target produksi mereka pada Juli, laporan itu menunjukkan.