REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Dalam berbisnis, Nabi Muhammad SAW melarang umatnya untuk melebih-lebihkan dalam mempromosikan barang jualannya. Nabi SAW tidak pernah melebih-lebihkan suatu produk dengan tujuan agar laris manis diserbu pembeli.
Dalam buku Marketing Muhammad yang ditulis Thorik Gunara dan Utus Hardiono Sudibyo, dijelaskan bahwa Nabi SAW berpesan agar seorang penjual menjauhkan dirinya dari sumpah-sumpah saat menjual suatu produk. Nabi SAW tidak pernah membuat sumpah untuk menarik para pembeli.
Ketika ada yang bersumpah terhadap produk yang dijual, Nabi SAW menyarankan kepada orang tersebut untuk tidak melakukan sumpah secara berlebihan. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda, "Sumpah palsu yang diucapkan bisa melariskan perniagaan tetapi menghilangkan keberkahan." (HR Bukhari dan Muslim)
Usaha promosi yang berlebihan untuk melariskan dagangan justru bisa menimbulkan ketidakpercayaan dari banyak orang. Sebab, dengan promosi yang berlebihan itu, pelanggan yang telah membeli produk dapat mengalami kekecewaan karena barang yang diterimanya tidak sesuai dengan apa yang dipromosikan.
Dampaknya, karena pelanggan merasa telah dibohongi, ia tidak lagi mau membeli produk dari tempat yang sama. Akibat lainnya yaitu pelanggan tersebut akan memberitahu kepada orang lain agar tidak membeli barang di tempat ia beli.
Hadits riwayat dari Abu Hurairah juga menunjukkan bahwa Rasulullah SAW telah melihat jauh ke depan soal bagaimana berbisnis. Dengan promosi yang berlebihan, maka bisa menjadi bumerang bagi kelangsungan usaha seorang pebisnis.
Dari Abi Qatadah al-Anshari RA, dia mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Jauhilah sumpah yang berlebihan dalam jual beli. Ini bisa membuat laris dagangan tetapi setelah itu akan menghilangkan keberkahan." (HR Muslim)
Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang memperjualbelikan janji Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga murah, mereka itu tidak memperoleh bagian di akhirat, Allah tidak akan menyapa mereka, tidak akan memperhatikan mereka pada hari Kiamat, dan tidak akan menyucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih." (QS Ali Imran ayat 77)
Rasulullah SAW menaruh perhatian yang besar pada kejujuran saat berdagang. Abu Sa'id meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata, "Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukkan dalam golongan para nabi, orang-orang jujur dan para syuhada."