Ahad 14 Aug 2022 12:50 WIB

Masih Gunakan Energi Kotor Jadi Tantangan Kendaraan Listrik

Harga kendaraan listrik saat ini masih tinggi untuk dijangkau masyarakat.

Red: Indira Rezkisari
Model berpose di dekat mobil listrik BMW The i4 yang di pamerkan pada pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (11/8/2022). Sebanyak 25 merek kendaraan menghadirkan jajaran kendaraan listriknya pada ajang pameran otomotif GIIAS 2022.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Model berpose di dekat mobil listrik BMW The i4 yang di pamerkan pada pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (11/8/2022). Sebanyak 25 merek kendaraan menghadirkan jajaran kendaraan listriknya pada ajang pameran otomotif GIIAS 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat transportasi Darmaningtyas mengungkapkan salah satu tantangan implementasi ekosistem kendaraan listrik di Indonesia adalah sumber energi yang masih menggunakan energi kotor. Yaitu batu bara.

"Bahan bakar listrik yang 63 persen masih dari batu bara juga membuat electric vehicle (EV) ini tidak sepenuhnya bersih lingkungan. Hanya pengalihan atau penundaan polusi saja mengingat batu bara juga melahirkan limbah," kata Darmaningtyas, Ahad (14/8/2022).

Baca Juga

Ketua Institut Studi Transportasi (Instran) itu mengungkapkan pihaknya mendukung penuh ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air apabila bahan baku listrik bersumber dari energi baru terbarukan (EBT). Misalnya dari pembangkit listrik tenaga mikrohidro.

Selain itu, menurut dia, harga kendaraan listrik saat ini juga dinilai masih relatif tinggi untuk dijangkau masyarakat secara luas. "Bila secara ekonomis menguntungkan, maka dengan sendirinya mereka akan beralih ke EV. Tapi, kalau mereka belum beralih berarti belum menarik alias belum menguntungkan, baik sebagai bidang usaha produsen EV maupun sebagai konsumen," katanya.

Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) juga menyampaikan sejumlah tantangan pada kendaraan listrik, salah satunya yaitu penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang otomotif berbasis listrik. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkapkan diperlukan SDM yang mampu berkontribusi pada pencegahan kecelakaan maupun temuan yang dapat menimbulkan potensi bahaya di masa depan.

"Kita harus selalu bersiap siaga terhadap perubahan ataupun dinamika, baik peraturan, teknologi, material ataupun sistem baru di mana saat ini masih terus berkembang baik hasil penelitian atau adanya kasus-kasus baru yang mempengaruhi keselamatan, keandalan, keekonomian dan lainnya," kata Soerjanto.

Ia menjelaskan sejumlah potensi bahaya yang perlu diwaspadai misalnya area tegangan DC tinggi (600 volt) yang dapat berakibat fatal, adanya opening atau cracking (retak isolator kabel tegangan tinggi) yang disebabkan adanya antara lainfretting (gesekan), radius yang tajam, penuaan (aging), dan terkelupas. Kemudian, terjadinya short circuit akibat fibration kendaraan, benturan ataupun hal-hal lainnya, lingkungan tropis yang cenderung lembab, panas, berdebu sehingga dapat mengganggu fungsi-fungsi elektronik.

Ia menegaskan, kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (battery electric vehicle) untuk transportasi jalan harus benar-benar dipastikan memenuhi aspek keselamatan, keamanan, dan juga sehat. "Hanya personel terlatih yang disarankan untuk menangani keadaan tersebut. Team tanggap darurat harus selalu standby selama kendaraan listrik beroperasi agar selalu dilakukan evaluasi, khususnya mengenai bahaya, kesulitan, serta mitigasi dan perbaikan SOP yang ada," katanya.

Terkait pemenuhan energi bersih untuk kendaraan listrik, Soerjanto menambahkan, harus ada yang menghitung total energi dan karbon dari saat batu bara ditambang dengan alat berat sampai dengan menghasilkan listrik sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi. "Itu semua harus dihitung dan dicatat, kita laporkan berapa status karbon Indonesia setelah menggunakan EV. Ini bagian yang juga penting dalam penerapan EV," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement