Selasa 16 Aug 2022 19:01 WIB

Kemendikbudristek: 20 Tahun Terakhir Kurikulum Fokus pada Materi Saja

Kemampuan para siswa dalam kompetensi penalaran mereka belum terbangun.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Muhammad Hafil
 Kemendikbudristek: 20 Tahun Terakhir Kurikulum Fokus Pada Materi Saja. Foto:  Ilustrasi Peta Jalan Pendidikan
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kemendikbudristek: 20 Tahun Terakhir Kurikulum Fokus Pada Materi Saja. Foto: Ilustrasi Peta Jalan Pendidikan

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan, kebijakan Kurikulum Merdeka tidak datang tiba-tiba. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan, dalam 20 tahun terakhir kemampuan siswa Indonesia dalam hal kompetensi penalaran belum terbangun secara optimal dengan kurikulum yang ada.

"Karena fokus kita ke depan adalah bagaimana meningkatkan kualitas, karakter, termasuk kualitas dari kompetensi para peserta didik kita," ujar Koordinator Pengembangan Kurikulum Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbudristek, Yogi Anggraena, dalam webinar Kurikulum Merdeka, Selasa (16/8/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, hasil berbagai evaluasi yang pihaknya peroleh menunjukkan, setidaknya dalam 20 tahun terakhir kemampuan para siswa dalam kompetensi penalaran mereka belum terbangun secara optimal. Menurut Yogi, perubahan-perubahan kurikulum yang terjadi selama ini tidak meningkatkan kompetensi, tapi hanya berfokus pada aspek materi saja.

"Seringkali perubahan-perubahan kurikulum yang terjadi bukan peningkatan kompetensi, tapi hanya lebih dari segi aspek materi saja," kata Yogi.

Lebih lanjut dia menerangkan, secara landasan sebenarnya kurikulum yang berbasis kompetensi sudah dituangkan di kurikulum tahun 2004, 2006, dan 2013. Tapi, dari pengimplementasiannya yang terlihat justru masih berfokus pada materi saja. Untuk itu, Kemendikbudristek ingin mengembalikan semangat awal, yakni membangun kompetensi siswa secara baik.

"Selain kompetensi, kita juga ingin membangun karakter. Yang inign kita hasilkan dari para peserta didik adalah kompetensinya dan karakternya. Oleh karena itu, kita mengkaji merumuskan berbagai kompetensi yang ada," jelas dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement