Kamis 18 Aug 2022 16:47 WIB

Ledakan Matahari ‘Kanibal’ Picu Aurora Lebih Jauh dari Biasanya

CME ganda saat ini diperkirakan akan mencapai Bumi pada Kamis.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Friska Yolandha
Coronal Mass Ejections (CME)
Foto: NASA
Coronal Mass Ejections (CME)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Matahari telah memuntahkan dua awan plasma dalam dua hari terakhir, yang mungkin memicu aurora indah yang dapat diamati lebih jauh ke selatan dari biasanya. Dua coronal mass ejections (CME), letusan partikel bermuatan dari atmosfer atas matahari yang dikenal sebagai korona, meledak dari masing-masing pada 14 dan 15 Agustus, menurut peramal cuaca Inggris Raya Met Office.

Saat CME melintasi jarak 93 juta mil (150 juta kilometer) antara bintang dan planet kita, mereka mungkin saling mengkanibal, menurut SpaceWeather, menciptakan satu CME super kuat. Kanibalisasi CME terjadi ketika matahari meluncurkan dua letusan dalam waktu singkat, dengan yang kedua lebih energik, dan karenanya lebih cepat daripada yang pertama.

Baca Juga

CME ganda saat ini diperkirakan akan mencapai Bumi pada Kamis (18/8/2022) dan mungkin memicu tampilan aurora yang dapat terlihat sejauh selatan New York dan utara Inggris.

Dilansir dari Space, Rabu (17/8/2022), aurora adalah produk sampingan dari badai geomagnetik yang disebabkan oleh interaksi antara medan magnet bumi dan plasma magnet dari matahari. Selain fenomena yang memesona itu, badai geomagnetik juga dapat memicu pemadaman listrik dan mengganggu hubungan satelit dan komunikasi radio.

Layanan cuaca nasional Inggris Raya, Met Office, memperkirakan badai geomagnetik yang akan datang hanya kecil dan tidak mengharapkan gangguan yang signifikan.

Saat ini ada lima daerah bintik matahari bernomor pada piringan matahari yang terlihat, menghasilkan semburan matahari, semburan radiasi elektromagnetik yang juga memengaruhi Bumi. Tidak seperti CME, yang membutuhkan waktu hingga tiga hari untuk tiba, semburan matahari mencapai planet dengan kecepatan cahaya, yang berarti peramal cuaca  tidak dapat memberikan peringatan terlebih dahulu karena planet tersebut mengalami efek saat semburan api terlihat.

Dalam 24 jam terakhir, ada tiga suar kelas sedang dari wilayah bintik matahari paling aktif, yang memicu pemadaman radio kecil, kata Met Office. Peramal cuaca luar angkasa memperkirakan flare lebih lanjut selama beberapa hari mendatang. Selain dua CME, ada juga beberapa peningkatan angin matahari yang mengalir dari lubang korona, yang akan meningkatkan tampilan aurora yang diharapkan menjelang akhir pekan ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement