Jumat 19 Aug 2022 15:32 WIB

Muslim Albuquerque: Pembunuhan Empat Muslim tak Berhubungan dengan Agama

Muslim Albuquerque selama ini hidup tanpa ada masalah.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ani Nursalikah
Altaf Hussain menangis di makam saudaranya Aftab Hussein di Pemakaman Fairview Memorial Park di Albuquerque, New Mexico, Amerika Serikat (AS), Jumat (5/8/2022). Aftab Hussein merupakan Muslim korban penembakan. Muslim Albuquerque: Pembunuhan Empat Muslim tak Berhubungan dengan Agama
Foto: Chancey Bush/The Albuquerque Journal via AP
Altaf Hussain menangis di makam saudaranya Aftab Hussein di Pemakaman Fairview Memorial Park di Albuquerque, New Mexico, Amerika Serikat (AS), Jumat (5/8/2022). Aftab Hussein merupakan Muslim korban penembakan. Muslim Albuquerque: Pembunuhan Empat Muslim tak Berhubungan dengan Agama

REPUBLIKA.CO.ID, ALBUQUERQUE -- Pemimpin Muslim lokal di Albuquerque, New Mexico, AS mengatakan tidak akurat untuk menyebut penetapan Muhammad Syed sebagai tersangka pembunuh empat pria Muslim sebagai sektarian. Dia khawatir label itu dapat merusak hubungan Syiah-Sunni di masyarakat. Baik Sunni dan Syiah berdoa bersama di Islamic Center of New Mexico, masjid utama Albuquerque.

"Itu bukan Sunni dan Syiah, itu ekstremisme," kata Kadhim yang membantu mengorganisir pawai persatuan Muslim dikutip dari Middle East Eye pada Jumat (19/8/2022).

Baca Juga

Kemudian, Hussain, seorang pengacara Pakistan berusia 41 tahun, mengatakan dia menolak klaim saudaranya keliru sebagai Syiah. Hussain mengatakan dia bertemu Syed beberapa kali di masjid utama Albuquerque.

Sementara itu, pemilik bisnis Afghanistan-Amerika Mula Akbar mengatakan Syed memperlakukan wanita sebagai properti, jarang bekerja, dan akan mencoba menukar kupon makanan digital secara ilegal dengan uang tunai di toko, termasuk di miliknya sendiri.

Menurut laporan The New York Times dan Associated Press, Syed mengatakan kepada polisi dia pernah bergabung dengan pasukan khusus di Afghanistan dan memerangi Taliban. Seorang hakim memerintahkan agar Syed tetap dalam tahanan menunggu persidangan berdasarkan tuduhan dia membunuh dua orang: Muhammad Afzaal Hussain dan Aftab Hussein.

Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) termasuk di antara kelompok advokasi Muslim yang mengutuk pembunuhan itu sebagai kemungkinan kebencian sektarian. Tiga dari korban adalah Muslim Syiah, sedangkan Syed sendiri adalah seorang Muslim Sunni.

Sementara itu, Anggota komunitas Muslim Syiah di AS Fatima Bukhari mengatakan tidak ada kekerasan yang signifikan antara Sunni dan Syiah di negara itu. "Saya telah tinggal di sini selama 15 tahun. Tidak ada yang pernah mengucapkan sepatah kata pun kepada saya karena cara saya mengamalkan Islam. Saya memiliki teman dan tetangga yang Sunni. Sesekali kami saling mengirim makanan ke rumah masing-masing," kata dia.

"Ada yang memberitahuku bahwa ini adalah serangan tunggal. Rasanya seperti ada kesalahan dalam sistem. Anda bisa bertanya kepada siapapun yang tinggal di sini bahwa kami tidak pernah memiliki masalah sebelumnya," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement