Ahad 21 Aug 2022 08:15 WIB

Atalia Praratya Sebut 58 Ribu UMKM di Jabar Terdampak Pandemi Covid 19

Hadirnya Rumah Belajar Batik Tasikmalaya mampu mendongkrak perekonomian.

Rep: Arie Lukihardianti / Red: Agus Yulianto
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat Atalia Praratya Kamil.
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat Atalia Praratya Kamil.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Jawa Barat Atalia Praratya Kamil meresmikan Rumah Belajar Batik Tasikmalaya di Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Sabtu (20/8). Atalia yang juga istri Gubernur Jawa Barat  Ridwan Kamil ini mengatakan, sebanyak 58 ribu UMKM di Jabar terdampak pandemi Covid-19.

"Khusus di Kota Tasikmalaya tercatat 6.900 UMKM yang rata-rata sektor kerajinan dan fesyen pendapatannya menurun tajam," ujarnya. 

Atalia berharap, mereka bahkan bisa lebih meningkat. "Mereka kita tingkatkan pengetahuannya, keterampilan membatiknya, hingga bagaimana pemasaran yang baik melalui digital untuk meningkatkan kesejahteraan sampai akhirnya terwujud kemandirian ekonomi," ujar Atalia. 

Di Rumah Belajar Batik Tasikmalaya ini sebanyak 3.200 usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Tasikmalaya akan diberikan pengetahuan lengkap membatik yang dipandu oleh perajin batik kenamaan Komar selama satu tahun. "Ini satu hal yang sangat kita tunggu karena kita tak ingin warisan budaya batik ini hilang karena tak ada regenerasi," kata Atalia. 

Tak hanya untuk pelestarian budaya, kata dia, Rumah Belajar Batik Tasikmalaya juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga. Karena, dari 3.200 peserta, 3.000-an merupakan UMKM terdampak Covid-19 yang penghasilannya menurun. 

Mereka diberikan peningkatan ilmu kewirausahaan, literasi keuangan dan digitalisasi. "Jadi warisan budaya batiknya lestari, kesejahteraan warga juga meningkat," kata Atalia. 

Rumah Belajar Batik Tasikmalaya lokasinya berada di pusat Kota Tasikmalaya, tepatnya di Jalan Perintis Kemerdekaan persis di samping Kerabat Store di komplek Lingkung Industri Kerajinan. 

Di rumah belajar batik ini terdapat ruangan untuk membuat pola batik, mencanting, menjahit, dan ruang belajar kewirausahaan. "Ada ruang-ruang belajar yang sangat sesuai dengan kebutuhan, ruang membuat pola, mencanting, menjahit bahkan belajar kewirausahaan, bagaimana cara pemasaran baik langsung, maupun digital," kata Atalia. 

Di rumah belajar batik ini juga terdapat area pengelolaan limbah batik. Sehingga, aspek lingkungan tetap terjaga. 

"Di tempat ini juga diajari bagaimana mengelola limbahnya. Jadi tak hanya memikirkan karya dan keuntungan, tapi juga bagaimana dampaknya terhadap lingkungan yang harus tetap diperhatikan," katanya. 

Atalia berharap, rumah belajar batik kerja sama dengan YCAB dan HSBC ini hadir di 27 kabupaten/ kota di Jabar karena potensi batik Jabar sangat tinggi terlihat dari ragam motif batik yang berbeda-beda di tiap wilayah. 

"27 kabupaten/ kota mempunyai motif batik masing-masing, tapi sayangnya tak banyak yang memiliki kemampuan untuk membatiknya. Jadi saya harap rumah belajar batik ini hadir tak hanya di Tasikmakaya, tapi se-Jabar," harap Atalia. 

Pendiri YCAB Veronica Colondam mengatakan, pihaknya akan terlibat di Rumah Belajar Batik Tasikmalaya selama lima tahun ke depan. Dia menargetkan, satu UMKM yang belajar di rumah tersebut ke depan penghasilannya bisa meningkat hingga Rp 100 juta per bulan. 

Hal serupa juga terjadi di Rumah Belajar Batik Pekalongan yang karyawannya sebanyak 60 orang. "Contoh sukses ada yang sudah mempunyai 60 karyawan di Pekalongan. Sebulan minimal keuntungannya bisa mencapai Rp 80 juta sampai Rp 100 juta. Itu yang kita cita-citakan di Tasikmalaya dan wilayah Jabar lainnya," kata Veronica. 

Rumah belajar batik ini juga rencananya akan menyasar warga disabilitas agar terwujud inklusivitas ekonomi dan pendidikan. "Kita juga mau menjangkau masyarakat disabilitas ke depannya agar inklusif dan edukatif, serta menyejahterakan," kata Veronica. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement