REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG— Disrupsi akibat revolusi industri 4.0 menyadarkan umat manusia, bahwa perkembangan teknologi informasi tidak selalu positif.
Namun juga menciptakan gesekan-gesekan yang merusak tatanan tradisional yang penting bagi nilai-nilai kemanusiaan.
“Bila toleransi tidak dibangun, suatu saat bila timbul gesekan yang bisa mengakibatkan kehancuran peradaban. Efeknya jauh lebih besar ketimbang perang,” ungkap Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Lembaga Dakwah Islam Indonesia Jawa Tengah (Jateng), Singgih Tri Sulistiyono, yang juga guru besar ilmu sejarah Universitas Diponegoro.
Singgih mengatakan hal tersebut dalam “Silaturrahim Kebangsaan 2” yang disaksikan 1.800-an peserta secara daring, pagi ini. Dalam dialog interaktif tersebut, Singgih mengatakan peradaban dunia dalam kondisi ringkih, akibat Revolusi Industri 4.0 menciptakan disrupsi.