Selasa 23 Aug 2022 18:34 WIB

Jika Pertalite dan Solar tak Naik, Sri Mulyani: Subsidi Energi Tambah Rp 198 Triliun

Konsumsi BBM subsidi hingga akhir 2022 diperkirakan akan menyentuh 29 juta kiloliter.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Kendaraan mengantre saat mengisi BBM jenis Pertalite di salah satu SPBU di Jakarta, Senin (22/8/2022). Pemerintah menyebut anggaran subsidi energi dapat bertambah Rp 198 triliun apabila harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tidak dinaikkan.Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kendaraan mengantre saat mengisi BBM jenis Pertalite di salah satu SPBU di Jakarta, Senin (22/8/2022). Pemerintah menyebut anggaran subsidi energi dapat bertambah Rp 198 triliun apabila harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tidak dinaikkan.Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut anggaran subsidi energi dapat bertambah Rp 198 triliun apabila harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi tidak dinaikkan. Adapun penambahan anggaran ini jika harga dan konsumsi minyak tetap berada dalam kondisi sekarang hingga akhir 2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah telah mengalokasikan anggaran subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp 502 triliun. Adapun anggaran ini sudah naik tiga kali lipat dari rencana awal APBN 2022.

Baca Juga

“Maka kita perkirakan subsidi itu harus nambah lagi, bahkan bisa mencapai Rp 198 triliun, di atas (di luar) Rp 502 (triliun). Nambah kalau kita tidak menaikkan BBM,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (23/8/2022).

Sri Mulyani menyebut asumsi penambahan anggaran subsidi sebesar Rp 198 triliun hanya memperhitungkan Pertalite dan Solar, belum termasuk liquid petroleum gas (LPG) 3 kilogram dan listrik. “LPG dan listrik sudah masuk yang kemarin laporan semester I yang kita sudah naikkan, saya tidak membuat exercise,” ucapnya.