Sabtu 27 Aug 2022 01:20 WIB

Vaksin Produksi dalam Negeri Inavac akan Dipakai Booster di Akhir Tahun

Vaksin Inavac rencananya akan dipakai untuk 'booster' remaja.

Vaksin Inavac rencananya akan dipakai untuk 'booster' remaja.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Vaksin Inavac rencananya akan dipakai untuk 'booster' remaja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Biotis Pharmaceutical Indonesia FX Sudirman memperkirakan vaksin produksi dalam negeri Inavac dapat digunakan sebagai vaksin booster atau dosis penguat untuk remaja pada akhir tahun 2022. "Booster heterologus Inavac bisa digunakan akhir tahun ini untuk remaja. Izin Penggunaan Darurat (EUA)-nya ditargetkan rilis pada September 2022 dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," kata FX Sudirman dalam agenda Lokakarya Pengembangan Obat Dalam Negeri di Hotel Ayana MidPlaza Jakarta, Jumat (26/8/2022).

Vaksin Inavac merupakan merek dagang dari Vaksin Generik Merah Putih berplatform inactivated virus yang kini dikembangkan oleh Tim Peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama dengan penyedia fasilitas produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia. Inavac yang mulai dikembangkan sejak 12 Mei 2020 itu, hingga saat ini telah memasuki uji klinik tahap akhir atau ketiga yang melibatkan 4.005 subjek untuk injeksi kedua dosis primer. FX Sudiman mengatakan, penelitian dosis primer itu dirangkai dengan penelitian booster pada anak, remaja dan dewasa. 

Baca Juga

"Sekarang yang dilakukan adalah penelitian untuk dosis primer pada dewasa," katanya.

Rencananya, booster Inavac bersifat heterologus atau campuran vaksin dengan merek atau platform yang berbeda. Menurut FX Sudirman, seluruh tahapan protokol pelaksanaan uji klinis didiskusikan secara berkala dengan BPOM. 

"Uji klinisnya berjalan paralel dengan booster heterologus, jadi vaksin Sinovac bisa menggunakan Inavac," katanya.

"Tunggu tanggal mainnya saja. Semuanya secara bertahap," katanya.

Ia mengatakan, fasilitas produksi PT Biotis Pharmaceutical Indonesia di Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, telah memulai persiapan produksi. Pada tahap awal ditargetkan 5 juta dosis vaksin primer.

"Kami sudah mulai exercise untuk produksi, melalui pemberian sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) beberapa waktu lalu. Misalnya EUA dapat, kami bisa percepat produksi, tapi kalau belum dapat EUA, tahun depan kami rilis," ujarnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement