Jumat 26 Aug 2022 23:17 WIB

Mesir Bangun Rumah Sakit Virtual untuk Jangkau Pasien Terpencil di Sinai

Mesir berupaya membuka akses kesehatan hingga wilayah terpencil

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Sinai Mesir. Mesir berupaya membuka akses kesehatan hingga wilayah terpencil
Foto: EPA-EFE/KHALED ELFIQI
Ilustrasi Sinai Mesir. Mesir berupaya membuka akses kesehatan hingga wilayah terpencil

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO—Otoritas Kesehatan Mesir memutuskan untuk mendirikan rumah sakit virtual yang terhubung dengan klinik keliling untuk melayani komunitas Badui di Sinai Selatan pada awal Agustus ini. 

Kebijakan ini diklaim untuk memastikan kebutuhan perawatan kesehatan penduduk di wilayah itu.

Baca Juga

“Sinai Selatan adalah kegubernuran terbesar keenam di Mesir. Ini adalah lingkungan gurun di mana mobilitas sulit. Tempat-tempat di mana layanan medis disediakan tersebar karena geografi provinsi, yang juga memiliki kekurangan tenaga kerja dan kelangkaan beberapa spesialis medis," kata otoritas tersebut dilansir Al Monitor, Kamis (25/8/2022).

Kepala Otoritas Umum untuk Perawatan Kesehatan dan Proyek Asuransi Kesehatan Komprehensif, Ahmed el-Sobky, mengatakan langkah ini untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan masyarakat di tempat terpencil.

“Keputusan untuk mendirikan rumah sakit virtual menyertai operasi uji coba sistem asuransi baru di Provinsi Sinai Selatan. Ini bertujuan untuk mencakup semua kebutuhan dan layanan perawatan kesehatan untuk semua penduduk gubernur, terutama di daerah terpencil, di mana sulit untuk bergerak dengan mudah atau karena jarak mereka dari rumah sakit dan pusat kesehatan," katanya.

Pada Februari 2021, Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi memulai uji coba sistem asuransi kesehatan baru di Sinai Selatan, yang bertujuan untuk meningkatkan cakupan sistem asuransi kesehatan Mesir agar mencakup warga yang rentan, bersamaan dengan pengembangan rumah sakit dan kesehatan di pusat di Sinai Selatan.

“Rumah sakit virtual akan menyertakan beberapa dokter paling terampil di berbagai spesialisasi medis untuk membantu mendiagnosis penyakit selain mengarahkan tim medis di klinik keliling bila diperlukan tentang cara menangani kasus-kasus sulit," kata Sobky.

"Model ini diterapkan di Uni Emirat Arab, Jepang, Prancis, dan Inggris, dan implementasinya di Mesir bertujuan untuk menawarkan cakupan medis yang komprehensif bagi semua warga negara yang memperoleh manfaat dari sistem asuransi kesehatan baru untuk menerima layanan holistik,” tambahnya.

“Fasilitas kesehatan ini, yang saling terhubung melalui sistem elektronik, juga terhubung dengan rumah sakit virtual, yang memungkinkan komunikasi dengan dokter konsultan di rumah sakit atau di luar, serta komunikasi dengan ahli asing khusus untuk saran dan diskusi tentang hal-hal langka. dan kasus medis yang kompleks tanpa perlu melakukan perjalanan ke dalam atau luar negeri untuk perawatan. Rumah sakit virtual akan terhubung dengan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien di rumah, dan dengan layanan ini, pasien dapat dijangkau dimana saja,” tambahnya lagi.

Muhammad al-Sibai, seorang penduduk kota Abou Redis di Sinai Selatan, mengatakan wilayah itu memang kesulitan mendapat layanan kesejatan yang baik.

“Ada banyak daerah di Sinai yang tidak memiliki layanan medis yang baik, dan orang-orang harus melakukan perjalanan jauh untuk mendiagnosis penyakit mereka dan menerima perawatan. Kadang-kadang mereka pergi ke Kairo, yang jauh dari tempat tinggal mereka," katanya.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement