Sabtu 27 Aug 2022 03:50 WIB

Diminum Berlebihan, Dua Suplemen Ini Tingkatkan Risiko Kanker dan Penyakit Jantung

Jika dikonsumsi dengan dosis yang tepat, suplemen bisa baik bagi tubuh.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Reiny Dwinanda
Suplemen (Ilustrasi). Studi mengungkapkan bahwa mengonsumsi suplemen tertentu lebih dari jumlah yang disarankan dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung.
Foto: www.freepik.com.
Suplemen (Ilustrasi). Studi mengungkapkan bahwa mengonsumsi suplemen tertentu lebih dari jumlah yang disarankan dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suplemen vitamin dan mineral telah populer selama dekade terakhir. Di saat permintaan terus meningkat, sejumlah penelitian mengungkapkan sisi lain dari suplemen. Salah satu studi menyebut suplemen memiliki lebih banyak kerugian dibandingkan manfaatnya.

Studi dari University of Colorado Cancer, AS mengungkapkan suplemen dan vitamin yang mengandung beta karoten dan asam folat dapat meningkatkan risiko kanker. Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute menemukan mengonsumsi tablet dan pil yang melebihi kadar harian dapat memengaruhi kesehatan seseorang.

Baca Juga

"Kami tidak yakin mengapa ini terjadi pada tingkat molekuler, tetapi bukti menunjukkan orang yang mengonsumsi lebih banyak suplemen makanan daripada yang dibutuhkan cenderung memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker," kata Salah satu peneliti Tim Byers.

Para peneliti menemukan beta karoten dapat meningkatkan risiko kanker paru hingga 20 persen. Beta karoten ditemukan di berbagai tanaman dan buah-buahan dengan warna jingga. Pigmen ini akhirnya diubah menjadi vitamin A dalam tubuh.

Versi suplemen dari pigmen ini menjanjikan kekebalan tubuh dan menjaga kulit tetap sehat. Selain beta karoten, suplemen lain yang dianggap bermasalah adalah asam folat.

Para peneliti berasumsi asam folat dapat membantu mengurangi jumlah polip di usus besar, tetapi suplemen itu justru meningkatkan jumlahnya. Mereka meninjau berbagai uji coba yang melibatkan ribuan pasien. Berlangsung lebih dari dua dekade, studi mengungkapkan bahwa mengonsumsi suplemen lebih dari jumlah yang disarankan dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement