Rabu 31 Aug 2022 13:12 WIB

Guangzhou dan Shenzhen Perketat Peraturan Covid-19

Kebijakan ini menimbulkan ketidakpastian perdagangan dan mengganggu kehidupan warga.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang yang memakai masker berjalan di sepanjang jalan perbelanjaan luar ruangan di Beijing, China, Sabtu, 27 Agustus 2022. Guangzhou dan Shenzhen, China, memberlakukan pembatasan sosial Covid-19 di sebagian kota.
Foto: AP Photo/Mark Schiefelbein
Orang-orang yang memakai masker berjalan di sepanjang jalan perbelanjaan luar ruangan di Beijing, China, Sabtu, 27 Agustus 2022. Guangzhou dan Shenzhen, China, memberlakukan pembatasan sosial Covid-19 di sebagian kota.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Guangzhou, China, memberlakukan pembatasan sosial Covid-19 di sebagian kota. Bergabung dengan Shenzhen sebagai daerah yang memperketat peraturan Covid-19. Kebijakan ini menimbulkan ketidakpastian perdagangan dan mengganggu kehidupan masyarakat.

Beberapa kota terbesar di China memperketat peraturan Covid-19 pekan ini. Berdampak pada aktivitas puluhan ribu warga. Pihak berwenang mengatakan pembatasan hanya berlaku selama beberapa hari meski kota-kota yang lebih kecil memperpanjang pembatasannya pada awal bulan.  

Baca Juga

Kebijakan "dinamika nol Covid" membuat China berbeda dari negara-negara lainnya yang mulai mencabut peraturan Covid-19. Kebijakan itu dinilai telah memperlambat pertumbuhan ekonomi perekonomian terbesar kedua di dunia itu.

Guangzhou yang dihuni sekitar 19 juta orang melaporkan lima kasus infeksi lokal pada Selasa (30/8/2022) kemarin. Tapi pihak berwenang memerintahkan sejumlah area di satu distrik dekat venue hiburan ruang tertutup dan restoran ditutup sampai Sabtu (3/9/2022).

Media pemerintah melaporkan kota itu juga memerintahkan semua Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Menengah Pertama dan Atas di distrik itu menunda hari pertama masuk sekolah pada semester ini dan menunda kelas tatap muka saat hari pertama sekolah dimulai. Layanan bus dan kereta bawah tanah juga dikurangi.

Shenzhen sudah memerintahkan empat distrik yang dihuni sekitar 9 juta orang untuk menutup tempat-tempat hiburan, budaya dan meminta restoran mengurangi atau menghentikan sementara layanan makan di tempat.

Total output ekonomi Shenzhen dan Guangzhou tahun lalu mencapai 5,89 triliun yuan atau 855 miliar dolar AS tahun lalu. Setara setengah dari Produk Domestik Bruto Korea Selatan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement