REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anak perusahaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT JakLingko Indonesia, mengkaji skema tarif integrasi Kereta Rel Listrik (KRL) untuk bergabung dengan transportasi massal lainnya.
"Untuk kajian sudah ada skenario yang sudah termasuk KRL. Nanti kami akan tindaklanjuti," kata Direktur Utama JakLingko Indonesia Muhammad Kamaluddin di Jakarta, Rabu (31/8/2022).
Meski demikian, JakLingko dan Dinas Perhubungan DKI sedang fokus dalam uji coba pelaksanaan tarif integrasi selama enam bulan hingga Desember 2022.
Kamaluddin menambahkan, pihaknya tetap memiliki komitmen untuk menindaklanjuti kajian yang mencakup KRL itu setelah evaluasi masa uji coba tarif integrasi tiga angkutan umum.
"Kami akan berkomitmen menindaklanjuti tapi mungkin kami lihat hasil pada bulan Desember atau awal tahun depan," imbuh Kamaluddin.
Walau demikian, ia mengakui hingga saat ini belum ada pembahasan dengan Kementerian Perhubungan terkait wacana memasukkan KRL dalam tarif integrasi.
Ia menambahkan di sejumlah negara misalnya di bawah naungan G20, sudah dilaksanakan tarif integrasi untuk semua moda transportasi umum. Harapannya, hal itu dapat menjadi pertimbangan pemerintah untuk memasukkan KRL dalam skema tarif integrasi.
"Kalau melihat negara di G20, kota lain juga sebagian besar tarifnya sudah terintegrasi untuk semua moda, jadi mudah-mudahan ini bisa jadi dasar pertimbangan nanti Kemenhub untuk melakukan pertimbangan terhadap kajian kami," ucap Kamaluddin.
Saat ini, Pemprov DKI sedang melaksanakan uji coba tarif integrasi tiga moda angkutan umum dengan aplikasi JakLingko dengan besaran tarif maksimum Rp 10.000. Selama masa uji coba ini, Kamaluddin menambahkan mendapat sambutan positif dari masyarakat.
"Tanggapannya cukup positif dan semua warga yang menggunakan aplikasi JakLingko merasakan manfaat tarif lebih ekonomis," ungkap Kamaluddin.
Senada dengan Kamaluddin, Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo juga berharap KRL dapat menjadi bagian tarif integrasi bersama tiga moda angkutan massal di Jakarta yakni LRT, MRT dan TransJakarta.
"Tahap berikutnya kami harapkan moda angkutan umum massal lain yang saat ini beroperasi di Jakarta dan bahkan di Jabodetabek yakni KRL, itu juga akan diintegrasikan secara utuh sistem pembayarannya," ucapnya.